Koordinator Lapangan (Korlap) aksi menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) di depan Gedung MPR/DPR, Edy Mulyadi menyebut pembakaran bendera, termasuk bendera PDI Perjuangan dalam unjuk rasa tersebut di luar rencana.
Edy bahkan menuding kasus tersebut dilakukan oleh penyusup yang sengaja mencari gara-gara dalam aksi tersebut.
"Bisa spontanitas atau ada penyusup yang sengaja cari gara-gara," ujar Edy kepada CNNIndonesia.com, lewat sambungan telepon pada Kamis (25/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Edy mengklaim pihaknya tak pernah berencana untuk melakukan aksi pembakaran dalam aksi tersebut, baik pembakaran bendera palu arit maupun bendera PDI Perjuangan.
Ia bilang, insiden tersebut di luar rencana dan kendali dirinya sebagai korlap aksi yang memegang kendali lewat pengeras suara dari atas mobil komando.
Edy juga mengaku tak kuasa untuk menghentikan aksi tersebut. Alasan dia, massa sudah kadung emosional dan kecewa pada RUU HIP.
"Kalau di atas ngomong gitu, gila banget. Massa puluhan ribu begitu. Jangan-jangan, eh lu antek PKI ya, antek PDIP. Itu psikologi massa," katanya.
Edy juga menyinggung intelijen yang menurut dia juga tahu bahwa insiden pembakaran di luar kendali.
"Dalam rapat-rapat kita, yang sangat mungkin Intel ada, enggak pernah direncanakan. Disinggung mau bakar bendera PKI itu enggak ada," katanya.
Selain itu, Edy mengaku pihaknya belum berencana menyampaikan permintaan maaf atas aksi pembakaran bendera PDIP. Namun demikian, ia mempersilakan jika ada pihak, baik individu maupun lembaga yang hendak membawa insiden tersebut ke jalur hukum.
PDIP sebelumnya menyatakan bakal menempuh jalur hukum terkait pembakaran bendera partai berlogo banteng moncong putih di aksi demo penolakan RUU HIP.
"Mereka yang telah membakar bendera partai, PDI-Perjuangan dengan tegas menempuh jalan hukum," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, dalam siaran persnya, Rabu (24/6).
(thr/wis)