Dua warga Papua tertembak hingga tewas pada Sabtu (18/7). Keduanya merupakan ayah dan anak yang tewas setelah tertembak Tim Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Yonif Para Raider 330/Tri Dharma TNI di Distrik Kenyam, Papua.
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel Czi Gusti Nyoman memastikan kedua orang tersebut bukanlah warga sipil. Dia mengatakan keduanya adalah anggota Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) pimpinan Egianus Kogoya.
Menurutnya, Komandan Sektor Baliem Kolonel Infanteri Yusup dan Lettu Infanteri Azlan selaku Danki-C Satgas Yonif PR 330 telah menjelaskan kronologi kejadian kepada Bupati Nduga terkait dua warga yang disebut bagian KKB. Mereka juga telah menunjukkan barang bukti terkait tudingan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Korban yang tertembak tersebut merupakan anggota KSB di wilayah Kabupaten Nduga dan bukan masyarakat sipil," kata Nyoman melalui rilis yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (22/7).
Nyoman mengatakan penembakan terhadap dua orang itu terjadi sekitar pukul 15.00 WIT. Tim Satgas Pamtas Yonif PR 330/TD melakukan pengadangan terhadap dua orang tersebut. Pengadangan ini kata dia, dilakukan dengan menggunakan teropong senjata.
"(Korban) sedang melaksanakan transaksi penyerahan senjata jenis pistol. Kedua anggota KKSB tersebut sempat bergabung dengan sekelompok masyarakat yang akan menyeberang sungai dari arah Tawelma menuju ke arah Quari atas kampung Genit, kemudian menyeberang bersamaan dengan masyarakat," katanya.
"Barang bukti yang diamankan dari keduanya yakni pistol jenis Revolver nomor senjata S 896209 satu pucuk, handphone milik prajurit yang sempat dirampas pelaku sebulan yang lalu, tas dua buah, parang, kampak dan uang tunai Rp 9.520.000," jelasnya.
![]() |
Di lain pihak, Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Nduga membantah pernyataan yang disampaikan TNI kepada Bupati Nduga. Hal ini terkait tudingan bahwa dua orang yang tewas adalah anggota KSB pimpinan Egianus Kogeya.
"Kami Pimpinan TPNPB-OPM Kodap III Ndugama di bawah Pimpinan Panglima Brigjen Egianus Kogeya dan Komadan Operasi Kodap III Ndugama Pemne Kogeya 100 persen menolak dengan tegas tunduhan aparat militer Indonesia dua korban adalah anggota pasukan TPNPB-OPM Pimpinan Egianus Kogeya. Itu sama sekali tidak benar," ujarnya melalui rilis yang dikirim oleh juru bicara TPMPB-OPM Sebby Sambom di facebook, Rabu (22/7).
Dalam rilis tersebut dikatakan bahwa dua orang yang tewas setelah tertembak senjata TNI itu adalah warga sipil dan tak ada hubungan komunikasi atau beraktivitas dengan pasukan TPNPB-OPM.
Mereka juga menolak bukti-bukti yang telah ditunjukkan oleh aparat TNI untuk memastikan bahwa kedua orang yang tertembak itu adalah anggota OPM.
"Mereka warga sipil biasa," kata dia.
(tst/pmg)