Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan ada pihak yang menggambarkan dirinya tengah terlibat tarik tambang politik dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Hal itu pun dikaitkan dengan terus ditundanya pengumuman rekomendasi PDIP untuk calon wali kota Surabaya dan wakil wali kota pada Pilkada Surabaya 2020.
"Jadi itu kemarin sempat ada yang mencoba untuk, wah saya itu sepertinya [dinarasikan] tarik tambang dengan ibu Risma, tarik tambang politik," kata Hasto di DPD PDIP, Jatim, Minggu (30/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lewat layar proyektor, Hasto lalu menunjukkan sebuah cover majalah yang menggambarkan dirinya tengah bertarik tambang dengan Risma.
"Ada media-media tertentu, tidak seluruh pers, kadang-kadang membuat sebuah drama itu memang jago," ujarnya
Kemudian, kata Hasto ada pula yang menampilkan cover Koran Tempo yang menggambarkan dirinya tengah berebut kepala banteng dengan Risma.
"Ini ada juga terlalu kreatif bersilap jago, di Surabaya, saya digambarkan lebih tua, sudah bungkuk, Bu Risma di situ, bantengnya di situ, tarik-tarikan," katanya.
Padahal, menurut pengakuan Hasto, ia sama sekali tak pernah diwawancarai media tersebut. Selain itu, ada pula, cover yang menampilkan sosok Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sedang memegang telepon dan handphone secara bersamaan.
"Ini digambarkan lagi Bu Megawati, pakai telepon kuno lagi, Bu Mega itu gak pakai telepon, kanan kiri, digambarkan seperti itu," ucapnya.
Menurut hasto gambaran dan narasi itu adalah drama yang sengaja dibuat oleh media. Ia pun justru mengajak para awak media untuk membuat drama yang utuh.
"Ya mari kita buat drama itu, ada prolognya, ada dialognya dan kemudian ada epilognya," ujarnya.
"Tapi dalam seluruh rangkaian yang diangkat oleh PDIP, kami tidak pernah membuat drama politik, yang kami angkat adalah bagaimana wajah politik yang membangun peradaban untuk rakyat, bangsa dan negara," pungkasnya.
![]() |
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tak mau banyak berkomentar usai mengikuti konsolidasi internal DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, jelang Pilkada Surabaya.
Usai mengikuti konsolidasi dengan Sekjen Hasto, Risma yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Kebudayaan memilih pergi dan irit bicara.
"Surabaya baik-baik saja," ujar Risma sembari menghindar, di DPD PDIP Jatim.
Selain Hasto, konsolidasi itu juga dihadiri oleh Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat, fungsionaris DPP lain, pengurus DPD dan DPC PDIP di Jatim
Konsolidasi itu mereka lakukan, di tengah belum jelasnya rekomendasi untuk calon wali kota dan wakil wali kota pada Pilkada Kota Surabaya 2020.
"Kami ditugaskan oleh Bu Megawati Soekarnoputri ada Pak Djarot, Pak Arif Wibowo, saya untuk melakukan persiapan-persiapan terhadap seluruh tahapan pilkada serentak," kata Hasto.
Hal ini juga dilakukan setelah sebelumnya, DPP PDIP menunda pengumuman nama pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya dalam Pilkada 2020. Penundaan diputuskan oleh Ketua DPP bidang Politik PDIP Puan Maharani.
Puan menunda pengumuman setelah mengetahui perwakilan DPD PDIP Jatim dan DPC PDIP Surabaya tidak terlihat dalam acara Pengumuman Calon Kepala Daerah Gelombang IV yang berlangsung secara daring pada Jumat (28/8).
Namun, Puan memastikan DPP PDIP telah memilih nama yang akan diusung di Pilkada Surabaya 2020. Ia menyatakan pihaknya akan menjadwalkan ulang untuk mengumumkan paslon yang akan diusung di Pilkada Surabaya 2020.
"Kemarin Mbak Puan sudah menunjukkan, bahwa keputusan sudah diambil untuk melakukan langkah-langkah konsolidasi di Jatim, setelah Mbak Puan menunjukkan amplop tersebut," katanya.
(frd/gil)