Peran Pesantren Darunnajah Memutus Penularan Covid-19

Pesantren Darunnajah berhasil menghentikan penularan di 15 kampusnya. Mereka menerapkan sistem satu pintu dan mengancam sanksi denda bagi ustaz dan pengurus jika tak pakai masker.

Pengurus Ponpes Darunnajah KH Sofwan Manaf menyebutkan penerapan one gate system ini berlaku untuk 15 dari 17 kampus pesantren. Dua kampus tidak diterapkan karena memang belum dimulai.

"Semua masyarakat yang sehat di ponpes tidak keluar-masuk dari pesantren," jelasnya dalam talkshow virtual 'Iman, Aman, dan Imun Covid-19' di Media Center #Satgas Covid-19 pada Jumat (16/10).

Penerapan ini dilakukan setelah satu orang santri positif Covid-19. Penelusuran yang dilakukan menunjukkan bahwa penularan terjadi dalam keluarga santri tersebut.

Selain sistem satu pintu, kata Sofwan, pesantrennya memberikan ancaman denda kepada pengurus dan ustaz yang terbukti tidak memakai masker. Denda itu sebesar Rp250 ribu.

"Nah, ini banyak yang kena denda. Itu duitnya 50 persen (untuk) lembaga, sisanya untuk pelapor," imbuhnya.

Protokol kesehatan pun diberlakukan ketat terhadap santri. Sofwan mengaku memaksa santri untuk mematuhi protokol dan memberikan sanksi bagi yang melanggar.

Protokol kesehatan tersebut adalah #ingatpesanibu untuk #pakaimasker, #cucitangan, dan #jagajarak hindari kerumunan.

Beri Edukasi

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sonny B Harmadi berharap lembaga pendidikan dan pesantren menjadi pencegah untuk memutus mata rantai penularan. Selaku kalangan terdidik, mereka bisa memberikan edukasi dan keteladanan.

"Kami juga berharap secara eksternal pesantren juga mendorong masyarakat sekelilingnya. Tapi sejauh ini apa yang dilakukan oleh Pesantren Darunnajah sangat bagus, itu good role model," ucap dia.

Senada, Satgas Covid-19 pun mengakui hal yang sama. Pesantren dinilai merupakan salah satu sarana efektif untuk menyosialisasikan perubahan perilaku.

"Istilahnya iman, aman, dan imun," ujar Doni Monardo.