Ratusan massa demonstran dari ormas Islam seperti Front Pembela Islam (FPI), PA 212 hingga Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) mulai berkumpul di sekitar Kedutaan Besar Prancis, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (2/11) siang. Mereka melakukan demo di Kedubes Prancis terkait pernyataan presiden negara tersebut, Emmanuel Macron.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, massa aksi 211 ini mulai berdatangan sejak pukul 11.00 WIB. Setidaknya terdapat dua mobil komando terlihat mengiringi kedatangan mereka untuk demo kedubes Prancis.
Imbas kedatangan ini, aparat kepolisian mulai menutup akses Jalan MH Thamrin yang mengarah menuju Bundaran HI dengan pembatas. Penutupan dilakukan sekitar pukul 10.40 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penutupan jalan itu dimulai tepatnya di depan Mal Sarinah. Beberapa kendaraan taktis polisi seperti Baracuda hingga Water Canon juga terlihat disiagakan di sekitar jalan tersebut.
Sebagai informasi, berbagai protes muncul di seluruh dunia menyusul pernyataan Macron yang dinilai menyudutkan Islam. Pernyataan itu disampaikan akhir dua pekan lalu setelah aksi pembunuhan terhadap guru sejarah Samuel Paty terkait karikatur Nabi Muhammad SAW di majalah satire asal Prancis, Charlie Hebdo.
Tim Hukum FPI, Aziz Yanuar menyatakan dalam aksi kali ini pihaknya membawa tuntutan yang dilayangkan bagi Dubes Prancis di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah menuntut agar Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta maaf kepada umat Islam.
"Dan meminta agar tak mengulangi lagi terkait penistaan ini," kata dia.
Di satu sisi, setelah sepekan pernyataan kontoversialnya menimbulkan kecaman dari kelompok-kelompok Islam di seluruh penjuru dunia, pada akhir pekan lalu dalam wawancara Aljazeera, Macron mencoba meredam ketegangan dengan pernyataan normatif yang tak terlalu lugas seperti sebelumnya.
"Saya bisa mengerti bahwa orang bisa dikejutkan oleh karikatur itu, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa kekerasan bisa dibenarkan. Saya memahami perasaan yang muncul, saya menghormati mereka," kata Macron, dalam sebuah wawancara dengan media berbasis di Qatar tersebut seperti dikutip dari AFP.
Macron mengklaim, apa yang dilakukannya saat ini hanya-lah dalam rangka menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin. Macron juga mengatakan akan selalu mendukung kebebasan untuk berbicara, menulis, dan berpikir di negaranya.