Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab membantah bahwa dirinya sempat terbelit masalah izin tinggal yang kedaluwarsa atau overstay di Arab Saudi.
"Saya katakan mulai hari ini, siapapun, termasuk pejabat Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri, kalau ada yang mengatakan saya overstay, saya akan tuntut secara hukum," kata Rizieq dalam keterangannya yang disiarkan di kanal Youtube Front TV, Rabu (4/11).
Menurut Rizieq, langkah tersebut perlu diambil lantaran pihak-pihak tersebut menuduhnya telah melanggar hukum terkait aturan overstay. Ia mengatakan selama ini pejabat Indonesia tidak memahami aturan soal overstay di Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan itu, Rizieq juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Arab Saudi yang telah mengizinkannya pulang. Ia menegaskan, kepulangannya ini tidak dibantu oleh pemerintah Indonesia.
"Selanjutnya saya ingin sampaikan, jika ada pihak manapun dan siapapun dari pemerintah Indonesia yang mengaku ikut membantu atau melobi pemerintah Saudi dalam kepulangan saya ini, saya nyatakan bohong besar," tutur Rizieq.
"Itu hoaks. Jadi sekali lagi, saya tidak ingin merepotkan pemerintah Indonesia," kata dia menambahkan.
Pendukung Rizieq sebelumnya menuding pihak-pihak di dalam negeri mencegah kepulangan pemimpinnya itu, salah satunya karena unsur politik. Mereka bahkan menyebut ada peran intelijen yang membuat Rizieq saat itu masih tertahan di Saudi.
Pemerintah kemudian membantah tudingan tersebut dan menyatakan kepulangan Rizieq terhalang oleh masalah izin tinggal yang kedaluwarsa atau overstay.
Duta Besar RI untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel mengatakan Rizieq memang sudah tak memiliki izin tinggal sah di Saudi sejak 20 Juli 2018.
Rizieq akhirnya akan kembali ke Indonesia setelah menetap di Saudi sejak 2017. Ia mengklaim bakal tiba di Indonesia, Selasa (10/11).
![]() |