Jaya di Masa Lalu, Masyumi Dinilai Sulit Bersaing di 2024

CNN Indonesia
Minggu, 08 Nov 2020 13:18 WIB
Pengamat politik menilai Partai Masyumi sulit mendapat banyak suara karena generasi milenial tak tahu kejayaan partai tersebut di masa silam.
Partai Masyumi yang dihidupkan kembali dinilai sulit mendapat banyak suara di Pemilu 2024 (Dok. Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komaruddin menilai Partai Masyumi akan sulit bersaing di Pemilu 2024 karena hanya mengandalkan romantisme masa keemasan di masa silam.

Masyumi akan sulit mendapat banyak suara karena saat ini telah ada PKS, PKB, PAN, dan PPP di DPR RI yang menguasai suara kalangan muslim. Sementara di luar parlemen, ada PBB, Partai Gelora, dan Partai Ummat besutan Amien Rais.

"Menurut saya bisa, tapi akan sulit dan berat karena romantisme masa lalu harus juga ditopang dengan kekuatan yang besar juga. Hari ini adalah situasinya sudah berbeda," kata Ujang kepada CNNIndonesia.com, Minggu (8/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ujang mengatakan jalan Masyumi akan sulit jika hanya menjual kejayaan di masa lalu. Sebab 2024 akan diramaikan oleh generasi muda, generasi milenial.

Ia memprediksi akan ada 60 persen pemilih yang dari kelompok generasi milenial. Generasi ini tentu saja tidak pernah merasakan kehebatan Masyumi secara langsung.

"Masyumi tidak banyak dikenal anak muda. Mereka ingin membangkitkan kejayaan di masa lalu, tapi malah seperti partai baru," ucapnya.

Menurut Ujang, ada tiga syarat bagi partai untuk bisa sukses dalam pemilu. Pertama, partai itu harus punya tokoh-tokoh yang memiliki finansial kuat untuk mendanai partai.

Kedua, partai butuh sosok populer yang mampu mendongkrak elektabilitas. Kemudian partai juga perlu punya nilai jual yang berbeda dengan partai lain.

"Kalau dia partai berbasis Islam, programnya sama, visinya sama dengan PAN, PKS, dan lainnya, itu juga tidak akan memiliki daya tarik dari publik, tidak akan ada pembeda, akan lewat," ujarnya.

Sebelumnya, sekelompok orang mendeklarasikan pengaktifan kembali Partai Masyumi. Deklarasi digelar di Gedung Dewan Dakwah, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11), bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-75 Partai Masyumi.

Sejumlah tokoh diajak bergabung sebagai Majelis Syuro Partai Masyumi. Beberapa di antaranya adalah Imam Besar FPI Rizieq Shihab dan mantan Ketua MPR Amien Rais.

Masyumi sendiri pernah eksis tak lama setelah Indonesia merdeka pada 1945 silam. Mulanya, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan kelompok Islam lainnya berada di bawah payung Masyumi.

Tak butuh waktu lama, Masyumi langsung menjadi partai besar di Indonesia sepanjang 1945-1950. Kemudian di masa sistem pemerintahan parlementer yakni 1950-1959, Masyumi juga tergolong kuat meski Nahdlatul Ulama keluar dan membentuk partai baru.

Pada periode 1950-an, Masyumi memiliki suara yang besar di parlemen. Mereka mendapat suara terbesar kedua di Pemilu 1955 setelah Partai Nasional Indonesia (PNI), diikuti Partai Nahdlatul Ulama dan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Hingga kemudian, Masyumi dibubarkan Presiden Soekarno usai terlibat dalam pemberontakan PRRI/Permesta. Kini, Partai Masyumi didirikan kembali.

(dhf/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER