Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,3 mengguncang wilayah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), Rabu (18/11) sekitar pukul 11.41 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, gempa tidak berpotensi tsunami.
Melalui akun twitternya, BMKG menyatakan pusat gempa berada di kedalaman 11 kilometer.
"Gempa Mag:5.3, Lok:1.81 LS,100.34 BT (57 km BaratDaya PESISIRSELATAN-SUMBAR), Kedlmn:11 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG," tulis BMKG.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemarin, gempa bumi juga melanda wilayah Sumatera Barat. Pada Selasa (17/11) itu gempa Magnitudo (M) 6,3 mengguncang wilayah Tuapejat, Sumatera Barat, pada pukul 08.44 WIB.
BMKG menganalisa gempa bumi M 6,3 itu bersumber dari sesar geser (transform fault).
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyatakan sesar geser (transform fault) berkaitan dengan sumber gempa sesar geser pada Lempeng Indo-Australia di Samudra Hindia. Sesar ini dikenal dengan nama Investigator Fracture Zone (IFZ).
"Struktur IFZ ini memanjang di Samudra Hindia relatif berarah utara-selatan dan di bagian ujung utara IFZ berdekatan dengan Zona Subduksi Sumatra," kata Daryono.
Kata dia, gempa ini tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya masih di bawah 7,0 magnitudo. Selain itu, gempa tak berpotensi tsunami karena mekanisme sumbernya yang berupa sesar geser.
Daryono menyatakan gempa ini tidak disebabkan oleh aktivitas tumbukan lempeng.Pasalnya, gempa ini bersumber di dalam Lempeng Indo-Australia maka gempa ini bukan merupakan gempa yang disebabkan oleh aktivitas tumbukan lempeng di zona megathrust.
"Gempa akibat tumbukan lempeng lazimnya memiliki sumber gempa sesar naik (thrust fault)," kata Daryono.
Daryono menyatakan Investigator Fracture Zone (IFZ) termasuk sumber gempa potensial bagi Pulau Sumatera. Melihat aktivitas sumber gempa ini, maka ancaman bagi Pulau Sumatera bukan hanya aktivitas gempa yang bersumber dari tumbukan lempeng di Zona Megathrust, Sesar Mentawai, dan Sesar Besar Sumatera di daratan.