Kasus aktif covid-19 di Indonesia saat ini tercatat berada lebih sedikit dari rata-rata dunia. Rata-rata kasus aktif dunia saat ini adalah 28,14 persen sementara kasus aktif di Indonesia adalah 12,7 persen.
Kasus aktif adalah total kasus positif dikurangi angka kesembuhan dan meninggal karena covid-19. Kasus aktif ini yang masih membutuhkan perawatan medis atau setidaknya isolasi bagi pasien tanpa gejala.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 per Jumat (20/11), kasus positif berjumlah kasus aktif covid-19 di Indonesia berjumlah 62.080 kasus. Total ada 488.310 kasus positif covid-19. Sebanyak 410.552 di antaranya sembuh dan 15.678 meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Epidemiolog Universitas Griffth Dicky Budiman mengatakan, kasus aktif covid-19 di Indonesia sebetulnya jauh lebih banyak dari pada yang diumumkan. Selama ini banyak kasus tak terdeteksi karena kapasitas testing rendah.
"Kita lihat kapasitas testingnya, kasus aktif sedikit ketika juga testingnya sedikit, itu artinya kita enggak berhasil mendeteksi kasus di masyarakat yang membutuhkan perawatan, sebetulnya banyak [kasus aktif] tapi testing kita kurang," kata Dicky kepada CNNIndonesia.com, Jumat (20/11).
Ia mengatakan kasus aktif menjadi satu indikator valid ketika cakupan testing-tracing memadai. Untuk kasus di Indonesia di mana cakupan testing dan tracingnya masih rendah, tapi kasus aktif tak bisa jadi tolak ukur valid dalam menilai performa penanganan pandemi,
"Karena testing kita kurang," katanya.
Selama pandemi berlangsung di Indonesia, angka pemeriksaan testing covid-19 belum pernah sekalipun melampaui target WHO. Dengan asumsi penduduk Indonesia 267 juta jiwa, maka idealnya pemeriksaan covid-19 dalam satu pekan berjumlah 267 ribu orang.
Testing Covid-19 pertama kali menembus angka 200 ribu orang pada pekan kedua Oktober lalu, yakni 208.948 tes. Lalu meningkat di pekan ketiga Oktober 222.787 orang.
Namun bukannya terus meningkat, testing covid-19 malah menurun pada akhir Oktober lalu, pemeriksaan hanya dilakukan pada 169.183 orang dalam sepekan.
Pada minggu pertama November, angka pemeriksaan testing sedikit naik ke angka 181.304 orang dalam sepekan. Terakhir, dalam data Satgas Covid-19 di pekan kedua November, pemeriksaan mulai meningkat hampir mendekati target WHO, yakni 232.872 tes.
Dicky menjelaskan, karena belum terpenuhinya target testing di Indonesia, maka ada kemungkinan banyak kasus aktif yang belum ditemukan.
Padahal, semakin cepat deteksi dini kasus positif, maka akan semakin cepat pula perawatan yang diberikan pada kasus aktif sehingga bisa mencegah angka kematian.
"Klaim keberhasilan karena kasus aktif itu tidak bisa jadi ukuran, karena masih ada kasus kematian, artinya kita bobol, banyak kasus yang tidak terdeteksi secara dini di masyarakat," tuturnya.
Sementara meski kapasitas testing rendah, tingkat positivitas justru masih sangat tinggi, jauh di atas ambang batas yang ditetapkan WHO. Akun KawalCOVID-19 mencatat angka positif di Indonesia sebesar 13,97 persen atau jauh di atas ambang batas WHO 5 persen..
Dalam ilmu epidemiologi, kasus aktif bertujuan untuk mengetahui berapa banyak orang yang masih sakit dalam satu daerah, sehingga pemerintah atau dinas kesehatan terkait, bisa mendorong kesembuhan dan menghindari angka kematian.
Pemerintah melalui Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito kerap kali membanggakan rendahnya persentase kasus aktif covid-19 di Indonesia dari rata-rata kasus aktif dunia.
Dalam laporan analisis mingguan pada 8 November lalu, ia mengatakan penanganan covid-19 di Indonesia menunjukkan hasil positif, dilihat dari rendahnya kasus aktif.
"Penanganan covid-19 di Indonesia terus menunjukkan hasil yang positif jika dilihat dari kasus aktif per 8 November 2020 kasus COVID-19 berada pada 12,16% dan lebih rendah dibandingkan kasus aktif dunia yang mencapai 27,16%," ucapnya melalui Youtube Sekretariat Presiden.
(sur/mln/sur)