Dinkes Cirebon: RS Kekurangan SDM untuk Penanganan Covid-19

CNN Indonesia
Senin, 28 Des 2020 05:35 WIB
Kadineks Kabupaten Cirebon menyatakan dari dua RS daerah di wilayah tersebut pihaknya kekurangan SDM untuk ditempatkan di ruang isolasi Covid-19.
Seorang tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri sebelum melakukan perawatan terhadap pasien di tengah pandemi Covid-19. (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Enny Suhaeni mengatakan beberapa rumah sakit saat ini kekurangan sumber daya manusia (SDM) kesehatan untuk penanganan Covid-19.

"Sekarang di dua rumah sakit daerah saja kita kekurangan SDM untuk ditempatkan di ruang isolasi," kata Enny di Cirebon, Minggu (27/12) seperti dikutip dari Antara.

Enny mengatakan untuk ruang isolasi di rumah sakit saat ini memang banyak yang terisi penuh, untuk itu pihaknya terus mengupayakan penambahan ruang bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menuturkan kekurangan ruang isolasi itu juga dikarenakan tenaga kesehatan atau SDM yang ada tidak cukup.

"Kita mau tambah ruang isolasi, tapi SDM nya susah dicari. Dan kemungkinan nanti ada rekrutmen baru," ujarnya.

Enny menambahkan pada Minggu (27/12) total kasus positif Covid-19 aktif di Kabupaten Cirebon sebanyak 678 orang dengan perincian 433 orang menjalani isolasi di rumah sakit dan 245 lainnya isolasi mandiri. Sedangkan untuk total kasus Covid-19 di Kabupaten Cirebon berjumlah 3.643 orang dengan 2.751 sembuh, 214 meninggal dunia serta 678 dalam perawatan.

Sementara itu, berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, hingga 20 Desember 2020 terdapat 60 kabupaten dan kota di Indonesia yang tergolong risiko tinggi penularan virus corona.

Dari data Satgas Covid-19 yang dirilis akhir pekan lalu, puluhan daerah tersebut tersebar di antaranya di Kota Prabumulih, Kota Bengkulu, Kota Bandarlampung, Jakarta Selatan, Karawang, Kota Depok, Kendal, Brebes, Sleman, Kediri, Tuban, Bojonegoro, Jembrana, Kota Palangkaraya, dan Kutai Kartanegara.

Bentuk implementasi sektor risiko tinggi tersebut yakni intensif testing dijalankan, penelusuran kontak agresif, kontak erat, probable, dan suspek.

Pada lokasi risiko tinggi, Satgas Covid-19 meminta masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah. Selain itu, pertemuan publik tidak diperbolehkan dan tempat umum ditutup. Kemudian aktivitas bisnis ditutup kecuali untuk kepentingan esensial misalnya farmasi, supermarket yang menjual kebutuhan pokok masyarakat.

Untuk daerah risiko tinggi, pemerintah juga belum mengizinkan pembelajaran tatap muka atau masih dengan model pembelajaran jarak jauh.

BNPB juga melaporkan terdapat 378 daerah di Indonesia yang masuk dalam kategori risiko sedang. Daerah tersebut di antaranya Aceh Singkil, Kota Binjai, Samosir, Tapanuli Selatan, Pasaman Barat, Sijunjung, Kampar, Pringsewu, Bogor Bekasi, Sumedang, Halmahera Utara hingga Kepulauan Yapen.

Selanjutnya, untuk daerah dengan risiko rendah hingga per 20 Desember 2020 terdapat 64 kabupaten dan kota di antaranya Aceh Timur, Indragiri Hilir, Subang, Cianjur, Ende, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua.

Terakhir, terdapat 12 kabupaten dan kota yang tidak terdampak atau tidak ada kasus baru. Daerah tersebut yakni Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Seram Bagian Timur, Pegunungan Arfak, Waropen, Intan Jaya, Yalimo, Tolikara, Puncak, Dogiyai dan Merauke.

(antara/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER