Warga Mamuju Sempat Kais Makanan di Puing Reruntuhan Gempa

CNN Indonesia
Minggu, 17 Jan 2021 17:57 WIB
Warga korban gempa di Mamuju, Sulawesi Barat terpaksa mengais makanan di reruntuhan gedung karena bantuan belum tiba dan akses ke makanan pokok sulit dijangkau.
Tim SAR gabungan memeriksa bangunan Rumah Sakit Mitra Manakarra yang roboh akibat gempa bumi magnitudo 6,2 di Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021). (Foto: ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Warga Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) korban gempa bumi di wilayah itu terpaksa mengais makanan di antara reruntuhan gedung toserba pada Sabtu (16/1).

Hal tersebut mau tak mau ditempuh warga lantaran bantuan bahan pokok belum sampai ke lokasi terdampak bencana. Selain itu warga masih kesulitan mengakses makanan pokok.

"Cari sembako, Pak. [Karena belum dapat bantuan atau bagaimana?] Belum dapat bantuan, Pak," tutur salah seorang warga yang sedang mengais makanan terekam dalam video CNN Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum ada sama sekali dapat bantuan. [Tidak khawatir di bawah reruntuhan begini?] Apa boleh buat karena sudah tidak ada jalan lain," ungkap warga lainnya.

Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan bantuan terlambat tiba karena jalur penghubung Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Kabupaten Mamuju sempat terputus.

"Jadi begini, ada beberapa video yang beredar bahwa seolah-olah itu penjarahan. Tapi kejadian sebetulnya bukan begitu. Memang karena kemarin [jalur penghubung] Makassar dengan Mamuju itu terputus karena ada longsoran. Mungkin sekarang baru dikerjakan," ucap Risma kepada wartawan di Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (16/1), sebagaimana dikutip dari Detikcom, Minggu (17/1).

Di sisi lain, tim dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sempat mengaku terjadi penjarahan bantuan ketika proses distribusi.

"Penjarahan berdasarkan yang info kami dapatkan ini memang sempat terjadi," kata Kepala Pusat Pengendali Operasi BNPB Bambang Surya Putra melalui virtual, Sabtu (16/1).

Sementara relawan Muhammadiyah Disaster Management Center mengaku diadang dan dijarah saat memberi bantuan untuk korban gempa bumi.

Khawatir keselamatan terancam, para relawan membiarkan logistik dibawa warga sampai habis.

Meski demikian Kepala Bidang Linjamsos Dinas Sosial Sulsel Kasmin mengatakan bantuan Kementerian Sosial (Kemensos) bagi korban gempa telah tiba di Mamuju, Sulawesi Barat, Minggu.

Kasmin dikonfirmasi dari Makassar, mengatakan bantuan berupa makanan siap saji, makanan anak, tenda gulung, matras, peralatan keluarga, tenda serbaguna juga telah tersalurkan.

"Bantuan Kemensos sudah tiba dinihari tadi. Bantuan ini selanjutnya disimpan di dua posko yakni Dinas Sosial Mamuju dan Kantor BPBD Kabupaten Mamuju," kata Kasmin seperti dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan, sejumlah bantuan langsung disalurkan ke berbagai titik pengungsian di Mamuju.

"Untuk penyaluran bantuan, kita bagi berdasarkan kebutuhan.Untuk bantuan logistik seperti tenda dan sebagainya berada di BPBD. Sementara untuk makan pengungsi dan sebagainya, itu tanggung jawab dari dinas sosial," jelasnya.

Pada Jumat, (15/1) sekitar pukul 02.28 WITA gempa magnitudo 6,2 mengguncang Sulawesi Barat dan sejumlah provinsi tetangga. Episenter gempa terletak pada koordinat 2.98 LS dan 118.94 BT. Tepatnya, berada di darat pada jarak 6 km arah Timur Laut Majene dengan kedalaman 10 KM.

Dilaporkan dari Mamuju, sejumlah bangunan, seperti Maleo Town Square, toko, swalayan, dan Rumah Sakit Mitra Manakarra ambruk akibat diguncang gempa. Termasuk, gedung fasilitas pemerintah, yakni bagian depan Kantor Gubernur Sulbar.

Kondisi kantor Gubernur Sulawesi Barat yang rusak akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 terlihat dari KRI Teluk Ende-517 di Kabupaten Mamuju, Sulawesi BaratKondisi kantor Gubernur Sulawesi Barat yang rusak akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 terlihat dari KRI Teluk Ende-517 di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. (Foto: Arsip CT Arsa)

Satu hari setelahnya, Sabtu (16/1), kembali terjadi gempa susulan sekira pukul 6.32 WIB dengan magnitude 5.0. Gempa dirasa cukup kuat dan berlangsung sekitar 5-7 detik. Masyarakat sempat panik dan berhamburan keluar rumah. Namun gempa tak berpotensi tsunami.

BNPB meminta masyarakat untuk mengikuti informasi resmi dan tidak mempercayai informasi yang belum jelas sumbernya. BNPB juga mengimbau warga untuk tidak percaya berita bohong mengenai prediksi dan ramalan gempa bumi dengan kekuatan lebih besar dan berpotensi tsunami.

(mts/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER