Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan rektor terpilih Universitas Sumatera Utara (USU) periode 2021-2026, Muryanto Amin tidak melakukan plagiarisme. Ia pun sudah dilantik hari ini, Kamis (28/1).
"Apa yang dilakukan Pak Muryanto Amin tidak bisa dikategorikan plagiasi. Tapi yang terjadi penerbitan ulang dari karya Pak Muryanto Amin," kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam melalui konferensi video.
Terpilihnya Muryanto sebagai rektor USU menuai perdebatan karena ia terjerat dalam kasus dugaan self-plagiarism atau pemakaian kembali karya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nizam mengklaim tim independen sudah menganalisa karya Muryanto yang dituding plagiat. Tim tersebut, katanya, terdiri berbagai pihak dari perguruan tinggi, termasuk Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro dan Universitas Negeri Semarang.
Menurut analisa tim, kata Nizam, Muryanto tidak melakukan self-plagiarism karena akses dari karya yang ia terbitkan ulang terbuka atau open access. Artinya, hak cipta dari karya ada di penulis bukan pada penerbit.
"Pelanggaran hak cipta [terjadi] kalau kita menerbitkan publikasi itu pada salah satu jurnal dan copyright kita serahkan ke penerbit. Kemudian kita publikasi lagi ke penerbit lain, itu ada pelanggaran copyright," ujarnya.
Nizam mengatakan Muryanto juga sudah menarik karyanya itu dari tempat publikasi lain. Menurutnya, konflik selalu datang ketika ada pemilihan rektor sebuah universitas negeri.
"Harapan saya dalam pemilihan rektor, mohon kalau sudah dapat calon-calon terbaik, dua, tiga orang. Siapa pun yang terpilih jangan dicari-cari kesalahannya. Diadukan dan sebagainya. Tapi didukung penuh sehingga kemajuan lebih cepat terjadi," katanya.
Sebelumnya, mantan Rektor USU Runtung Sitepu sudah menjatuhkan sanksi kepada Muryanto berupa penundaan kenaikan pangkat dan golongan selama setahun karena terbukti melanggar keilmuan dan moral sivitas. Meskipun demikian, Muryanto tetap dilantik oleh Majelis Wali Aman (MWA).
(fey/fra)