Kemenkes: Vaksin Sinovac Tak Mungkin Sebabkan Infeksi Corona

CNN Indonesia
Senin, 01 Feb 2021 12:09 WIB
kemenkes menduga kedua pemimpin daerah yang terpapar Covid-19 sebelumnya sudah terinfeksi atau dalam masa inkubasi saat menerima suntikan dosis pertama Sinovac.
Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi. (Foto: CNN Indonesia/Nadhen Ivan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi meyakinkan bahwa vaksin virus corona (SARS-CoV-2) asal perusahaan China Sinovac hampir tak mungkin membuat seseorang justru terinfeksi Covid-19.

Penjelasan itu sekaligus menjawab kejadian dua pimpinan daerah yakni Bupati Sleman, Sri Purnomo dan Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna yang terpapar Covid-19 usai menerima suntikan dosis pertama vaksin Sinovac pada Kamis (14/1) lalu.

"Vaksin Sinovac adalah vaksin berisi virus mati atau inactivated. Jadi hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi," kata Nadia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (1/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nadia mengingatkan, orang yang sudah menerima suntik vaksin pun tak lantas bisa terbebas dari infeksi Covid-19.

Kerja vaksin diketahui sebagai pembentuk kekebalan tubuh terhadap suatu antigen. Akan tetapi pembentukan antibodi tersebut butuh proses.

Itu sebabnya Nadia mengatakan, penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 berupa 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan tetap wajib diterapkan sekalipun telah menjalani vaksinasi.

"Seseorang bisa terpapar covid-19 walau sudah divaksinasi," sambung Nadia.

Selain itu lanjut dia, penyuntikan vaksin corona Sinovac yang idealnya diberikan dalam dua dosis juga berpengaruh terhadap cara kerja vaksin. Nadia pun menjelaskan, beberapa vaksin seperti cacar air, hepatitis A, juga memerlukan dua dosis vaksin hingga dapat membentuk antibodi dan mencegah infeksi.

"Dari awal juga sudah ditekankan bahwa vaksinasi Covid-19 memang membutuhkan dua kali dosis penyuntikan, sebab sistem imun perlu waktu lewat paparan yang lebih lama untuk mengetahui bagaimana cara efektif melawan virus," imbuh dia lagi.

Lebih lanjut, Nadia menduga, Bupati Sleman dan Wakil Wali Kota Depok menjalani vaksinasi pertama ketika dalam masa inkubasi atau sudah terpapar virus corona namun belum bergejala.

Sebab menurut dia, secara alamiah waktu antara paparan dan munculnya gejala virus adalah sekitar 5-6 hari usai terinfeksi. Meski begitu, Nadia mengatakan temuan ini akan tetap dilaporkan sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Infografis Alur Penyuntikan Vaksin Covid-19Infografis Alur Penyuntikan Vaksin Covid-19. (CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)

Sebelumnya dua pemimpin daerah di Kota Depok dan Kabupaten Sleman dikonfirmasi terpapar virus corona tak lama setelah menjalani vaksinasi dosis pertama vaksin Sinovac. Keduanya menjalani vaksinasi pada Kamis (14/1) lalu.

Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna dinyatakan positif Covid-19 berdasar hasil tes Polymerase Chain Reaction (PCR) keluar pada Sabtu (30/1). Atas temuan itu, Pradi lantas dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok untuk menjalani perawatan.

Pradi diboyong ke sana karena sempat mengeluh demam setidaknya selama lima hari.

Sementara sebelum itu, Bupati Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Purnomo dinyatakan positif Covid-19 usai hasil pemeriksaan PCR atas dirinya keluar pada Kamis (21/1). Tapi Purnomo meyakini, dirinya terpapar Covid-19 bukan dari suntikan vaksin.

(khr/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER