Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana melakukan relokasi para warga yang tempat tinggalnya rusak akibat tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun menginstruksikan agar Pemerintah Kabupaten Nganjuk segera melakukan komunikasi dengan Perhutani, perihal rencana relokasi itu.
"Kata Pak Bupati ini adalah lahan Perhutani, maka bisa dikomunikasikan dengan pihak Perhutani, untuk kemungkinan dicarikan tempat yang lebih aman bagi mereka, untuk bertempat tinggal berikutnya," kata dia, di sela meninjau lokasi longsor, Senin (15/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika rumah warga kembali dibangun di lahan yang sama, ia khawatir kejadian tanah longsor serupa akan rentan kembali terulang di kemudian hari.
"Lahan ini, kalau berada di lempengan seperti sekarang, tentu potensi kemungkinan terjadi kerentanan lahan itu masih tinggi," ucapnya.
Sementara itu, pada saat berinteraksi dengan masyarakat dan keluarga terdampak bencana longsor, ia mengajak semua warga untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
Pasalnya, menurut dia musibah bencana alam yang akhir-akhir ini terjadi, memiliki kesamaan akibat dari lemahnya perhatian terhadap lingkungan.
Misalnya bencana banjir di Gempol Pasuruan, Bandar Kedung Mulyo Jombang dan di Ngetos Nganjuk sama-sama ada kaitannya dengan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
"Ujian ini memang cara Allah untuk mengingatkan kita semua Ada tanah yang mungkin mulai rentan, ada sungai yang ternyata kasusnya sama, ada sampah yang nyumbat akhirnya mengakibatkan banjir," kata Khofifah.
Terpisah, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meminta petugas evakuasi di lokasi tanah longsor untuk berhati-hati terhadap potensi longsor susulan.
"Mengingat operasi pencarian dalam kondisi tanah longsor dan cuaca hujan berpotensi mengalami longsor susulan sehingga pencarian harus penuh kehati-hatian," kata Emil, Senin (15/2).
Sebelumnya, tanah longsor terjadi di Selopuro, Ngetos, Nganjuk, Jatim, setekah hujan dengam intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut Minggu (14/2) petang.
Dari kejadian itu, sejumlah 14 warga berhasil menyelamatkan diri, mereka menderita luka ringan. Namun ada 20-an warga lainnya dinyatakan hilang.
Proses evakuasi dilakukan, hingga Senin (15/2) sore, sebanyak 12 korban yang hilang berhasil ditemukan. Dua warga ditemukan selamat, sedangkan 10 laimnya meninggal dunia. Hingga kini, disebut masih ada sembilan korban lain yang hilang.
Selain korban jiwa, longsor ini pun mengakibatkan sebanyak 8 rumah rusak berat, 147 warga juga mengungsi ke gedung sekolah dasar di Desa Ngetos.
Evakuasi warga, penanganan korban luka, serta penyediaan pos pengungsian tengah dilakukan. Pihak BPBD bersama Dinsos Jatim bergerak cepat untuk menyediakan kebutuhan para pengungsi.
(frd/arh)