Rentetan baku tembak antara TNI-Polri dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dalam beberapa waktu terakhir membuat warga di wilayah Intan Jaya, Papua mengungsi ke Gereja Katolik St Misael Bilogai.
Pengungsian masih terjadi hingga Rabu (17/2) sejak situasi panas mencuat 15 Februari. Mereka merasa ketakutan lantaran kontak senjata acap kali terus terjadi.
"Karena terjadi kontak senjata di tengah masyarakat sipil maka kami pihak gereja dan pemerintah setempat pergi jemput masyarakat sipil untuk mengamankan warga," kata Diakon Gereja Katolik St. Misael Bilogai, Yosep Bunai kepada CNNIndonesia.com saat dihubungi, Rabu (17).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yosep menjelaskan, setidaknya tiga kampung yang terpaksa harus mengungsikan warganya ke gereja akibat baku tembak yang terjadi. Dia mengatakan, bahwa warga akan dikembalikan ke rumah masing-masin setelah situasi mulai kondusif.
Dia pun lantas menceritakan keadaan di Kota Yokatapa hingga Sugapa yang mencekam karena bunyi letupan senjata yang saling berbalasan.
"Kemarin bunyi senjata di tengah kota cukup ngeri. Masyarakat yang berjualan langsung bubar karena bunyi tembakan di tengah masyarakat," ucap dia.
Hanya saja, kata dia, untuk hari ini kedua pihak yang berkonflik itu belum saling menyerang. Sehingga, belum ada bunyi tembakan yang terdengar di lokasi. Dia pun berharap agar situasi dapat segera kondusif sehingga warga dapat dipulangkan ke rumah masing-masing. Namun, perlu dapat dipastikan bahwa warga setempat tak ketakutan lagi.
"Kami masih dalam ketakutan," tambah dia.
Terpisah, aktivis Veronica Koman mendesak agar Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) membantu ribuan pengungsi tersebut agar dapat menyebrang ke wilayah Papua Nugini. Menurut dia, hal tersebut perlu dilakukan mengingat meningkatnya konflik bersenjata di Bumi Cenderawasih.
Dia mengungkapkan hal itu lewat cuitan di akun twitter pribadinya @VeronicaKoman pada Rabu (17/2). Vero sendiri telah mengizinkan CNNIndonesia.com untuk mengutip pernyataannya sebagai bahan pemberitaan.
"We demand access for UNHCR @Refugees to monitor and assist tens of thousands of internally displaced persons and hundreds of refugees who have crossed to the PNG, due to escalating armed conflict in West Papua," ucap Veronica Koman dalam cuitannya, Rabu (17/2).
Sementara, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal menerangkan bahwa para pengungsi itu mendapat pemenuhan kebutuhan dari pemerintah setempat. Hanya saja, dia masih belum dapat memastikan ihwal kapan para pengungsi tersebut dapat dikembalikan ke rumahnya masing-masing.
"Kebutuhan sudah dipenuhi oleh Bupati hari Sabtu kemarin," kata dia melalui pesan singkat.
Diketahui, sepanjang Januari dan Februari 2021 ini terjadi rentetan aksi baku tembak yang melibatkan TNI/Polri dengan KKB.
Baku tembak meletus pertama kali pada Jumat (22/1). Akibatnya, dua prajurit TNI dilaporkan gugur di wilyah Intan Jaya. KKB pun kemudian kembali turun gunung ke permukiman warga dan melakukan serangkaian aksi.
Mereka sempat menembak seorang warga sipil bernama Boni Bagau di perbatasan Distrik Sugapa-Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya pada Senin (1/2) karena diduga merupakan mata-mata TNI/Polri.
KKB pun sempat menyebarkan selebaran berisi ajakan perang terbuka kepada prajurti TNI/Polri di kawasan Intan Jaya. Terakhir, kontak senjata pecah pada 15 Februari kemarin. Seorang prajurit Satgas Yonif R 400/BR, bernama Prada Ginanjar Arianda tewas dalam baku tembak.
(mjo/ain)