Sebanyak 647 warga RW 4, Kelurahan Cipinang Melayu, Kalimalang, Jakarta Timur masih mengungsi di kompleks kampus Universitas Borobudur.
Kebanyakan dari mereka menginap di masjid universitas. Sementara lainnya di teras gedung kampus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merujuk lada data Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta di lokasi pengungsian tersebut, terdapat 68 balita, 40 lansia, dan 1 orang difabel.
Beberapa dari mereka sudah mengungsi sejak Jumat (19/2). Sutriman, salah satu warga RT 02 RW 4 mengatakan ia mulai mengungsi sejak Jumat siang ketika ketinggian banjir sekitar 150 centimeter.
"Semeter setengah lah, itu hari pertama," kata Triman saat ditemui CNNIndonesia.com, Minggu (21/2) petang di serambi masjid kampus tersebut.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, warga menempati setengah ruangan masjid universitas. Mereka tidur di atas terpal dan tikar. Pengungsian ini terlihat padat.
Ketua Kampung Siaga Bencana (KSB) DKI Jakarta Tirta Yudha mengatakan kapasitas pengungsian di Universitas Borobudur dibatasi 700 orang dari sebelumnya 2.000 orang.
"Yang dulunya 2.000 (jiwa), sekarang hanya diisi maksimal kalaupun terpaksa hanya 1.000,"kata Tirta saat ditemui di kompleks pengungsian Universitas Borobudur.
Mengenai pelaksanaan protokol kesehatan, Tirta mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan RT RW setempat.
Mereka yang diperbolehkan mengungsi di Universitas Borobudur hanya yang tidak terdaftar di data terduga Covid-19.
"Kalau yang terjadi terinfeksi Covid ditempatkan di depan biru, pas di depan RW 4," kata Tirta saat ditemui di kompleks pengungsian.
Data pemeriksaan Covid-19 di Puskesmas kelurahan Cipinang Melayu menjadi acuan tindaka RT RW setempat dalam menjalankan evakuasi pengungsian.
Ditemui di balai warga RW 4, Dony Triorama mengatakan sebelum warga masuk lokasi pengungsian di masjid Universitas Borobudur pada Jum'at siang sebelum pelaksanaan ibadah sholat Jum'at para pengungsi melakukan SWAB Antigen.
Namun, Dony tidak mengetahui jumlah warga yang melakukan tes. Setelah hasilnya keluar pascapelaksanaan ibadah salat Jumat, warga baru diperbolehkan masuk.
"Yang tadi hasil swab negatif baru boleh dipersilakan masuk," kata Dony.
Setelah hari itu, menurut Dony, belum kembali dilakukan SWAB Antigen.
"Sepertinya ke sininya setelah mereka masuk pengungsian nggak ada lagi (yang dites)," katanya.
Berdasarkan hasil tes tersebut tidak ada yang dinyatakan positif Covid-19. Beberapa waktu sebelum banjir, kata Dony, wilayahnya masih zona hijau.
Nisan, salah satu warga RW 4 yang tekah berusia lanjut mengatakan beberapa warga memang melakukan tes swab Antigen sebelum masuk masjid pada Juma't siang.
Nisan mengikuti tes usap Antigen bersama kedua anaknya yang berumur 30 dan 35 tahun. Menurut Nisa , saat itu, terdapat sekitar 20 orang yang melakukan tes.
"Banyak yang enggak mau, takut sakit katanya," kata Nisan.
Selain di Universitas Borobudur, terdapat ratusan warga RW 4 yang mengungsi di tenda-tenda darurat di sekitar tanggul. Menurut Dony, jumlah mereka sekitar 250 orang.
Dony mengatakan, malam ini warga telah diperbolehkan pulang karena air sudah surut. Genangan air memang masih ditemukan di beberapa titik bantaran Sungai Sunter.
BPBD DKI juga melaporkan, pada pukul 19.23 WIB, tinggi muka air (TMA) di Sungai Sunter Hulu Cipinang Melayu 160 centimeter.
Pada pukul 19.00 WIB titik tertinggi banjir yang masih menggenangi permukiman warga adalah 20 centimeter dan terendah 15 centimeter.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, sekitar pukul 18.24 WIB debit sungai Sunter masih tinggi.
(iam/kid)