Vaksinasi DPR dan Keluarga Tertutup, Jurnalis Dilarang Liput
Program vaksinasi Covid-19 bagi anggota DPR RI beserta keluarga dan staf di Kompleks DPR/MPR, Jakarta digelar tertutup. Wartawan pun dilarang untuk masuk dan meliput ke ruang vaksinasi.
Pantauan CNNIndonesia.com pada Jumat (26/2), vaksinasi digelar di lantai bawah Gedung Kura-Kura. Pintu masuk ruang yang digunakan untuk vaksinasi dijaga oleh beberapa orang dari Satuan Pengamanan Dalam (Pamdal).
"Tidak boleh diliput. Tertutup," kata salah seorang petugas saat CNNIndonesia.com mencoba masuk ke ruangan.
Namun Petugas itu berdalih tidak mengetahui alasan mengapa vaksinasi tersebut harus dilangsungkan secara tertutup.
"Kita tidak tahu kenapa tertutup. Hanya jalankan perintah. [Ambil foto] juga tidak boleh," kata dia.
Sementara itu, dari pantauan di depan pintu masuk, puluhan orang tampak mengantre. Tapi beberapa lainnya tampak tidak perlu mengantre dan bisa langsung masuk ke ruangan.
Situasi itu pun sempat menimbulkan pertanyaan di antara orang-orang yang mengantre.
"Mereka keluarga anggota," kata salah seorang petugas Pamdal saat ada pertanyaan dari arah antrean.
Salah seorang petugas taman di DPR RI yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan, selain anggota DPR, keluarga maupun staf, vaksinasi Covid-19 itu juga menyasar semua orang yang bertugas di Kompleks Parlemen. Termasuk petugas taman.
"Semuanya petugas yang kerja, DPD juga. Itu [antrean] dipilihin, yang anggota dan keluarga dulu," ucap dia.
Terkait proses vaksinasi yang digelar tertutup itu, CNNIndonesia.com telah meminta konfirmasi kepada Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar, tapi yang bersangkutan tak merespons pesan singkat maupun panggilan telepon.
Kementerian Kesehatan sebelumnya menyatakan ada sekitar 15 ribu anggota DPR, DPD dan DPRD yang bakal divaksinasi dengan target rampung dalam sebulan. Penyuntikan vaksin corona mulai dilakukan pada Rabu (24/2) lalu.
Tak seperti vaksinasi lain, kegiatan ini berlangsung tanpa seremoni. Tapi Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, ketiadaan seremoni bukan berarti pihaknya berniat menutup-nutupi.
"Tidak tertutup sih, karena memang tidak perlu saja launching-nya," kata Nadia.