Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan Kementan mengawal terus jalannya masa panen di semua wilayah. Ia menilai potensi produksi padi yang baru dirilis BPS sangat memberikan harapan positif bagi kesejahteraan petani.
Menurunnya harga gabah menjadi indikator data BPS sesuai fakta di lapangan. Menurutnya, diperkirakan terjadi kenaikan produksi gabah kering giling sebesar 5,37 juta ton dibandingkan triwulan pertama 2020 yang hanya 19,99 juta ton GKG.
Ia mengatakan bila terjadi maka produksi yang tinggi ini harus mendapatkan prioritas untuk diserap pasar sehingga kerja keras petani memberi dampak pada kesejahteraan. Ia juga berharap Bulog dan pasar domestik menyerap hasil petani.
"Kami berharap Bulog dan pasar domestik dapat menyerap secara penuh hasil petani. Kita harus bangga negara kita bisa menyiapkan sendiri stok pangan untuk negeri," ujar Kuntoro dalam keterangan tertulis, Jumat (5/3/2021).
Selain itu, upaya peningkatan produktivitas padi juga terus berjalan melalui program Food Estate yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo. Kuntoro mengatakan saat ini Kalimantan Tengah dan Sumba Tengah telah masuk masa tanam dan menjelang panen.
"Mudah-mudahan ikhtiar kita menyiapkan pangan untuk negeri mendapat dukungan penuh masyarakat. Tekad kita sama, membuat petani bangga berkontribusi untuk pangan di tengah pandemi," tegas Kuntoro.
Sebelumnya, BPS merilis pada 2020 luas panen padi sebesar 10,66 juta hektare dengan produksi sebesar 54,65 juta ton GKG. Jika dikonversikan menjadi beras, produksi beras pada 2020 mencapai 31,33 juta ton.
Potensi produksi padi pada subround Januari-April 2021 diperkirakan sebesar 25,37 juta ton GKG mengalami kenaikan 5,37 juta ton atau 26,88% dibandingkan subround yang sama pada 2020 yang sebesar 19,99 juta ton GKG.