Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menelusuri dugaan vaksinasi virus corona (covid-19) oleh seorang warga DKI Jakarta bernama Mutia Imro Atussoleha yang diduga dilakukan di kediamannya pada Minggu (7/3) kemarin.
Dugaan vaksinasi di rumah mencuat menyusul unggahan Mutia melalui instagram stories di akun Instagram pribadinya @mutia.imroa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam unggahan itu, Mutia memamerkan foto kartu vaksinasi covid-19 atas nama miliknya. Warganet lantas mempertanyakan hak prioritas vaksinasi Mutia hingga tempat vaksinasi yang diduga tidak dilakukan di fasilitas kesehatan itu.
"Tentunya ya kita akan pantau, terus dimonitor terus karena memang vaksin ini kan didistribusi secara bertahap, tentunya ada segmen-segmennya. Kalau ada hal-hal seperti itu kami mohon laporannya, akan kita telusuri," kata Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi kepada wartawan di Kompleks Kejagung, Jakarta, Senin (8/3).
Oscar mengaku sejauh ini pihaknya belum mendapat informasi secara detail perihal temuan tersebut. Namun ia menegaskan, Mutia memang bukan golongan yang diprioritaskan, sehingga pihaknya akan mengambil langkah khusus.
"Kalau dalam jumlah besar, itu ya akan kita cari, kita akan kontrol," jelasnya.
Oscar sekaligus menegaskan saat ini Kemenkes belum melakukan mekanisme vaksinasi jemput bola atau mendatangi rumah sasaran vaksin.
Skema vaksinasi masih berbasis di fasilitas kesehatan, vaksinasi massal, hingga vaksinasi drive thru alias layanan tanpa turun (Lantatur).
"Kalau di rumah ya itu tadi, tidak ada yang mendatangi," kata Oscar.
Sebelumnya, akun twitter @makLambeTurah pada Minggu (7/3) malam kemarin mengunggah sebuah foto hasil tangkapan layar instagram stories @mutia.imroa. Akun instagram Mutia pun saat ini terpantau telah dikunci.
Mutia sendiri diduga sebagai Head of Logistik BukaLapak. Hal itu lantas menjadi pertanyaan warganet, salah satunya akun twitter @CherylTanzil yang menyoroti hak prioritas vaksinasi Mutia yang diketahui kelahiran tahun 1990, atau bukan merupakan lansia prioritas vaksinasi.
Merespons sorotan itu, aku twitter resmi @bukalapak mengkonfirmasi bahwa yang bersangkutan termasuk dalam daftar penerima program vaksin milik pemerintah. Selain itu Bukalapak mengatakan vaksinasi itu dilakukan di Poliklinik, bukan di rumah.
"Aktivitas tersebut sifatnya personal, dan tidak ada hubungannya dengan perusahaan Bukalapak," cuit Bukalapak.
Melalui akun twitter pribadi yang diduga milik Mutia. Ia pun mengklarifikasi bahwa dirinya merupakan warga yang masuk sebagai prioritas vaksinasi pemerintah sebab dirinya merupakan tenaga relawan kesehatan.
"Menanggapi pemberitaan vaksin yang saya terima. Saya ingin klarifikasi bahwa saya masuk dalam daftar penerima vaksin yang eligible, karena status saya sebagai tenaga relawan kesehatan. Bisa saya pastikan pemberian vaksin di Poliklinik, bukan di rumah pribadi," cuit akun @mutiaaia pada, Minggu (7/3).
(khr/wis)