Wamenag: Arab Saudi Minta RI Bersabar soal Keputusan Haji

CNN Indonesia
Rabu, 10 Mar 2021 14:01 WIB
Meski belum ada kepastian, Kemenag tetap mempersiapkan berbagai persyaratan terkait pelaksanaan ibadah haji, termasuk vaksinasi.
Ilustrasi. Suasana Masjidil Haram saat masa pandemi covid-19. (Saudi Media Ministry via AP))
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Menteri Agama RI, Zainut Tauhid Saadi menegaskan bahwa pemerintah Kerajaan Arab Saudi sampai saat ini belum memberikan kabar resmi mengenai pelaksanaan ibadah haji tahun 2021 atau 1442 Hijriah.

Hal itu ia sampaikan berdasarkan pernyataan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Essam bin Abed Al-Thaqaf saat bertemu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas beberapa waktu lalu.

"Dubes Arab Saudi telah bersilaturahmi dengan Gus Menag. Pada pertemuan itu bahas pelaksanaan haji. Pak Dubes meminta pemerintah Indonesia bersabar untuk menunggu pengumuman resmi dari Saudi," kata Zainut dalam sebuah webinar yang digelar Rabu (10/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Essam, kata Zainut, juga menyarankan agar Kementerian Agama RI tetap mempersiapkan berbagai persyaratan terkait pelaksanaan ibadah haji tahun ini meski belum ada keputusan resmi dari Saudi. Ia mencontohkan syarat seperti proses karantina, tes virus corona hingga vaksinasi harus tetap disiapkan.

"Semua itu masih kami koordinasikan dengan pemerintah Saudi. Dan kami siapkan segala sesuatunya," tambah dia.

Tak hanya itu, Zainut mengatakan bila Menteri Agama RI juga sudah berkomunikasi dengan pihak Menteri Agama Arab Saudi untuk membahas pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Namun, Menteri Agama Saudi menyarankan agar pemerintah Indonesia tetap menunggu keputusan yang nantinya akan diambil oleh Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz.

"Kewenangan untuk memberikan ketentuan kepastian masalah haji disampaikan oleh raja [Saudi]," kata dia.

Meski demikian, Zainut memastikan pihaknya terus melakukan persiapan terkait penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.

Skenario itu yakni tetap berangkat haji dengan kuota normal. Skenario kedua, berangkat dengan kuota 50 persen. Kemudian skenario ketiga, tidak memberangkatkan jemaah kembali seperti di tahun 2020.

"Pemerintah masih bekerja menyiapkan opsi pertama yaitu opsi penuh untuk memberangkatkan sekitar 221 ribu jemaah. Namun seluruh skenario itu masih sangat tergantung dari Arab Saudi," kata dia.

(rzr/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER