Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito mengatakan sedang mengevaluasi empat kandidat vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia.
"Beberapa vaksin yang sedang dalam proses evaluasi di BPOM, yaitu vaksin AstraZeneca Biological Germany, SARS Cov2 Vaccine Inactivated buatan Sinopharm, Sputnik V produksi Rusia, dan Covovax produksi dari Novavax USA," kata dia, dalam Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI, Senin (15/3).
"Untuk empat vaksin ini diperlakukan syarat yang sama untuk data klinik dan preklinik," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Evaluasi terhadap empat vaksin Covid-19 tersebut, kata dia, mencakup juga pengkajian ulang di tahap Good Laboratory Practice (GLP), Good Clinical Practice (GCP), dan Good Manufacturing Practice (GMP) yang telah dimiliki oleh otoritas obat terkait.
Sementara itu, ada tiga vaksin Covid-19 yang sudah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM. Yakni, vaksin Coronavac asal Sinovac China, Vaksin Covid-19 buatan Biofarma dengan bahan baku Sinovac, dan vaksin AstraZeneca produksi dari SK-Bio Korea.
"Hingga saat ini tiga vaksin Covid-19 sudah mendapat EUA, tiga vaksin ini juga diberlakukan persyaratan sama untuk uji klinik dan preklinik," tuturnya.
Sebagai informasi, Indonesia diperkirakan sudah memiliki 40 juta dosis vaksin Covid-19 hingga Maret ini. Total 40 juta vaksin Covid-19 tersebut didatangkan dalam enam tahap, mulai Desember 2020.
Pada tahap pertama yakni 6 Desember didatangkan 1.200.568 vaksin jadi dari Sinovac. Kemudian pada 31 Desember menyusul 1,8 juta vaksin jadi yang juga berasal dari Sinovac.
Kemudian tahap ketiga pada 12 Januari didatangkan 15 juta vaksin Sinovac dalam bentuk bulk, menyusul 10 juta dosis bentuk bulk dan 1 juta dosis overfill dari Sinovac pada 2 Februari.
Kemudian di tahap lima, pada 2 Maret sebanyak 10 juta dosis Sinovac dalam bentuk bulk kembali didatangkan. Teranyar, pada 8 Maret sebanyak 1.113.600 dosis vaksin AstraZeneca telah didatangkan.
Vaksinasi di Jogja
Hari pertama pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi ASN Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Jogja Expo Center (JEC), Bantul, DIY, sempat memunculkan kerumunan, Senin (15/3).
Kerumunan tercipta di dua titik. Pertama, akibat antrean peserta vaksinasi di luar gedung, kemudian mereka yang berjubel untuk mengambil kartu imunisasi pada bagian dalam gedung.
Juru bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih berdalih kerumunan itu buntut seremonial pembukaan pelaksanaan program vaksinasi. Padahal, kata dia, jadwal penerimaan vaksinasi telah dibagi ke dalam dua sif.
"Tadi kerumunan mungkin karena ada seremonial pembukaan. Harapannya, besok sudah sesuai jadwal," ujar Berty di JEC, Senin.
Selain, kata dia, kerumunan terjadi akibat antusiasme peserta. "Memang karena antusias peserta tinggi jadi datangnya sudah di awal-awal," lanjutnya.
![]() |
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, kerumunan di luar gedung kian terurai. Perwakilan tiap organisasi perangkat daerah (OPD) juga diminta untuk mengambil kartu imunisasi demi mencegah penumpukan pada bagian dalam gedung.
Vaksinasi di JEC ini tak hanya menyasar ASN Pemda DIY, namun juga pegawai instansi vertikal, lembaga khusus, beserta jurnalis. Rencananya, pemberian dosis pertama vaksin ini dilangsungkan hingga 19 Maret 2021.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes DIY Agus Priyanto menyebut peserta vaksinasi kali mencapai kurang lebih 11.600 orang.
Mereka merupakan pegawai Bank Indonesia, peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kemendagri dan Diklat Keuangan. Selain itu, ada dari unsur Keraton Yogyakarta, Puro Pakualaman, serta jurnalis.
"Dosis keduanya nanti 15 hari kemudian. Jadi, kira-kira tanggal 29 sampai dengan April awal," kata Agus di sela-sela pelaksanaan vaksinasi.
(mel/kum/arh)