Viral Banting Gelas di Rapat DPRD Tanjungbalai, Terkait BPJS
Video anggota DPRD Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, yang melempar gelas dan mikrofon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Kesehatan Tanjungbalai, BPJS Kesehatan, dan Dinas Sosial Tanjungbalai viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, kericuhan dalam RDP tersebut berawal saat anggota Komisi C DPRD Tanjungbalai Teddy Erwin mempertanyakan data peserta BPJS Kesehatan yang ditanggung dalam penerima bantuan iuran (PBI).
Teddy Erwin mengatakan sebelumnya data PBI yang telah disepakati sebanyak 45.000 orang. Namun, tiba-tiba Dinas Sosial Tanjungbalai dan BPJS Kesehatan menetapkan menjadi 20.000 orang. Teddy yang mengenakan kemeja putih itu pun mempertanyakan dari mana data tersebut diperoleh.
"Banyak hal aneh yang saya rasakan. Mohon maaf saja, apa mungkin saya yang bodoh, atau yang lainnya bodoh. Kita anggarkan 45.000 orang sekian. Apa hal mendasar yang membuat kita menganggarkan di tahun anggaran ini hanya 20.000," kata Teddy.
Selain itu, Teddy mengaku heran karena Dinas Sosial dan BPJS Kesehatan tidak melakukan koordinasi dengan anggota dewan untuk menentukan data tersebut.
"Ini aneh, iya kalau lebih. Kalau kurang. Harusnya punya dasar dulu, baru dianggarkan. Belum kita data, apa tahu kita 20.000 orang? Dari mana dasarnya? Coba bapak bayangkan, hal yang mendasarkan harusnya ada. Baru kita data berapa jumlahnya itu yang akan kita bayarkan ke depannya," ucap Teddy dengan nada tinggi.
Menurut Teddy, banyak masyarakat yang tiba-tiba dinonaktifkan PBI-nya tanpa sosialisasi. Dia khawatir ketika masyarakat berobat ke rumah sakit, tak bisa ditangani lantaran nama warga tersebut sudah dihapus dalam PBI.
"Yang paling sakitnya lagi coba bapak bayangkan enggak ada sosialisasi atas masalah ini. Maaf cakapnya bahasa saya agak kasar. Saya katakan, 'ada orang bunting tiba tiba mau beranak sampai sana enggak bisa dipakai [BPJS]'. Macam mana itu?" cetusnya.
"Kita ini masih punya hati enggak? Jangan karena kepentingan lain, kepentingan masyarakat kecil diabaikan," ujar Teddy kembali sambil membentak meja.
Situasi memanas saat omongan Teddy tiba-tiba dipotong salah seorang peserta rapat. Teddy lantas meminta agar peserta rapat itu tidak menyela saat ia bicara.
"Ini pelanggaran, tunggu bapak, saya belum izinkan bapak bicara saya masih ngomong," sergah anggota DPRD Tanjungbalai dari Fraksi PKB tersebut.
Peserta rapat tersebut tetap memotong pembicaraan Teddy. Dalam rapat tersebut, Teddy mengamuk dan membanting gelas. Situasi rapat pun ricuh, karena peserta lainnya juga ada yang melemparkan mikrofon ke lantai.
"Kau! Saya bilang, saya belum siap ngomong! Kok begitu," ucap Teddy ke peserta rapat tersebut.
Kemudian peserta rapat lainnya yang mengenakan kemeja hitam menendang meja rapat hingga jatuh. Pria tersebut berusaha menyerang perwakilan Dinas Sosial Tanjungbalai yang mengikuti rapat itu. Suasana makin ricuh hingga akhirnya peserta meninggalkan ruangan itu.
Saat dikonfirmasi, Ketua Komisi C DPRD Tanjungbalai Eriston Sihaloho mengatakan RDP tersebut berlangsung pada Selasa (16/3).
Eristo menerangkan bahwa Komisi C telah meminta agar Dinas Sosial dan BPJS Kesehatan melakukan pendataan melalui musyawarah kelurahan untuk menentukan warga yang masuk dalam PBI. Namun permintaan itu tak pernah digubris.
"Jadi kita sudah minta data yang 45.000 itu tak pernah dikasih. Menurut kami, data itu mubazir. Kita sudah minta agar dilakukan pendataan ulang melalui musyawarah kelurahan. Ternyata tidak dilaksanakan juga, dan mereka langsung tetapkan 20.000 peserta PBI," ujarnya saat dikonfirmasi.
"Selain itu banyak masyarakat yang mengeluh ke kita karena kepesertaannya nonaktif," tandas dia.
(fnr/kid)