Kemenkes Pilih MUI Ketimbang Rizieq untuk Influencer Vaksin

CNN Indonesia
Senin, 22 Mar 2021 12:27 WIB
Kemenkes bersama MUI pusat dan daerah akan terus melakukan sosialisasi kepada calon penerima vaksin terkait AstraZeneca.
Vaksin AstraZeneca. (REUTERS/DADO RUVIC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengaku pihaknya akan menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat soal program vaksinasi pemerintah, terutama dalam informasi aspek halal dan kesucian vaksin.

Pernyataan itu sekaligus sebagai respons Nadia menanggapi usulan agar pemerintah melibatkan eks pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab sebagai salah satu influencer vaksinasi covid-19 terutama menyoal aspek kehalalan vaksin AstraZeneca yang disebut mengandung enzim babi.

"Terkait itu, untuk menjelaskan tentang fatwa AstraZeneca kita akan bersama MUI pusat dan daerah untuk melakukan sosialisasinya," kata Nadia melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (22/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nadia sekaligus menegaskan meskipun MUI memberikan fatwa haram, namun dengan berbagai pertimbangan di tengah kondisi darurat pandemi ini, maka MUI tetap memberikan lampu hijau atas penggunaan AstraZeneca.

Namun Nadia belum bisa memastikan, apakah ke depannya komitmen penyediaan AstraZeneca untuk Indonesia akan dibatalkan. Ia menyebut keputusan izin halal penggunaan untuk kedatangan AstraZeneca berikutnya akan berdasarkan penilaian atau evaluasi MUI.

"Terkait fatwa, sebaiknya ke MUI ya," imbuhnya.

Vaksin asal perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca, sempat menjadi bahasan publik usai Komisi Fatwa MUI menyatakan vaksin AstraZeneca, yang bakal digunakan untuk program vaksinasi pemerintah haram sebab mengandung unsur babi dalam media pembuatannya.

Dengan temuan itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengusulkan agar pemerintah melibatkan Rizieq Shihab untuk mengedukasi dan memberikan sosialisasi terkait aspek kehalalan dalam vaksin AstraZeneca.

Indonesia per 8 Maret lalu telah kedatangan sebanyak 1.113.600 vaksin AstraZeneca. Adapun Indonesia telah berkomitmen mendatangkan AstraZeneca sebanyak 59 juta dosis pada 2021, 23.800.000 dosis pada 2022 sehingga total sebanyak 82.800.000 dosis vaksin.

"Saya mengusulkan Habib Rizieq Shihab pun kalau perlu jadi influencer vaksinasi, karena ini supaya orang tidak melihat ini isu politik, tapi ini isu bersama," ujar Burhanuddin dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia yang berlangsung secara daring, Minggu (21/3).

Burhanuddin mengungkapkan, berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia pada Februari 2021 lalu, tercatat sebanyak 81 persen responden menilai faktor kehalalan vaksin covid-19 menjadi salah satu isu penting dalam program vaksinasi nasional.

Sementara, sebanyak 15 persen responden menilai segi keamanan vaksin lebih penting dibanding kehalalan. Oleh karena itu, Burhanuddin menilai, pemerintah harus mulai lebih memaksimalkan peran-peran tokoh agama, terutama ulama demi mensukseskan program vaksinasi covid-19 nasional.

(khr/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER