Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 20 warga meninggal dunia dalam bencana banjir bandang yang menerjang dua desa di Kabupaten Flores Timur, Minggu (4/4) dini hari.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan BPBD Kabupaten Flores Timur per pukul 11.00 waktu setempat telah melaporkan sebanyak 20 korban meninggal ditemukan dan sembilan orang mengalami luka-luka.
"Sementara yang dilaporkan hilang ada lima orang warga. BPBD juga melaporkan 49 KK terdampak. Korban meninggal dan 5 warga luka teridentifikasi di Desa Lamanele, Kecamatan Ile Bokeng," kata Raditya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, desa lain yang juga terdampak banjir bandang, telah dilaporkan dua orang warga yang hilang dan belum ditemukan hingga saat ini.
Sementara empat warga yang mengalami luka-luka tengah menjalani perawat intensif di puskesmas setempat.
"Sementara juga sebanyak tiga warga yang juga dilaporkan hilang berada di Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado," kata dia.
Kerugian materiil akibat banjir bandang ini berupa puluhan rumah warga yang tertimbun lumpur di Desa Lamanele, Kecamatan Ile Bokeng.
Selain itu, tak sedikit rumah warga sekitar yang hanyut terbawa banjir hingga jembatan putus di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur.
"Aparat pemerintah desa masih terus melakukan pendataan di lapangan. Pihak pemerintah daerah telah melakukan rapat terbatas antara Bupati, TNI, Polri dan instansi terkait. Salah satunya dengan pembentukan posko penanganan darurat," kata dia.
"Kendala di lapangan yang diidentifikasi petugas BPBD yaitu akses satu-satunya adalah penyeberangan laut ke Pulau Adonara. Sedangkan hujan, angin dan gelombang yang tinggi mengakibatkan pelayaran tidak diperbolehkan oleh otoritas setempat," lanjutnya.
(tst/wis)