Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan tengah mengkordinasikan tim evakuasi guna mencari korban hilang akibat bencana banjir bandang dan longsor di wilayah provinsi tersebut yang terjadi beberapa hari belakangan ini.
Hal itu ia katakan saat melakukan perjalanan ke Takari, Kabupaten Kupang untuk melihat situasi pascabencana di wilayah tersebut.
"Melakukan koordinasi dengan Polsek Takari untuk menyiapkan tim evakuasi pencarian korban banjir yang hilang," kata Viktor seperti dikutip dari keterangan pers Pemprov NTT, Selasa (6/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Viktor mengatakan masih ada masyarakat yang meminta bantuan untuk mencari sanak saudaranya yang hilang akibat bencana tersebut. Salah satunya, warga yang berkeluh kesah pada dirinya soal anak perempuannya yang masih hilang sejak terbawa air akibat banjir.
"Kali ini keluhan dan kebutuhan masyarakat bukan hanya terkait air bersih maupun makanan. Namun, masyarakat juga meminta bantuan tim untuk mencari," kata politikus NasDem tersebut.
Tak hanya ke wilayah Takari, Viktor juga menyempatkan memberikan bantuan langsung ke wilayah terdampak bencana di Oesao hingga Naibonat, Kupang. Rombongan Gubernur NTT itu pun melanjutkan peninjauannya ke lokasi bencana di Malaka lewat perjalanan darat.
rombongan Gubernur NTT berhenti di sejumlah titik dari Oesao, Naibonat hingga Takari ketika melakukan perjalanan darat menuju lokasi bencana di Malaka.
Viktor merinci masyarakat masih membutuhkan pelbagai kebutuhan seperti air bersih, air minum, serta makanan. Ia pun memerintahkan pembuatan dapur umum di masing-masing lokasi pengungsian dan pendataan kebutuhan warga terdampak bencana.
"Gubernur NTT berhenti di sejumlah toko sembako menyiapkan 10 karung beras 50 kg, 15 karung beras 5 kg, 27 kardus air mineral, dan 3 kardus mi instan untuk dibagikan kepada warga setempat," demikian tertulis keterangan humas pemprov tersebut.
Hingga Selasa (6/4) petang, BNPB mencatat keseluruhan korban meninggal akibat bencana alam di NTT saat ini berjumlah 86 orang. Jumlah korban meninggal di Flores Timur sebanyak 49 orang, kemudian di Lembata sebanyak 16 orang. Lalu di Malaka dua orang, satu orang di Kota Kupang, dan satu orang di Ende.
"Ini adalah data dari jenazah yang telah ditemukan dan diverifikasi. Data sangat dinamis dan selalu kami update," kata Kapusdatin BNPB, Raditya Jati saat menggelar konferensi pers secara daring, Selasa (6/4).
BNPB menyebut salah satu daerah yang mengalami kerusakan cukup parah setelah diterjang bencana akibat cuaca ekstrem yang melanda NTT pada dua hingga tiga khari terakhir adalah Kabupaten Lembata.
Hal ini diketahui saat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo melakukan peninjauan setelah terjadi bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Lembata, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
![]() |
Kerusakan parah itu disebutkan lantaran pemukiman warga di Lembata berada tepat di bawah bukit, sehingga ketika banjir dan longsor terjadi pemukiman warga menjadi tempat yang paling terdampak.
Sejumlah akses jalan di Lembata bahkan sempat terputus lantaran banyaknya batu besar dan material yang terbawa longsoran dari bukit.
BNPB juga telah menyiapkan sejumlah titik pengungsian di Kabupaten Lembata. Terdapat tujuh titik yaitu di aula kantor lurah Lewoleba Timur, aula kantor lurah Lewoleba Tengah, Aula kantor lurah Selandoro, aula kantor lurah Lewoleba Tengah, Aula kantor Kecamatan Nubatukan, aula kantor BKDSDM, aula kantor Kecamatan Ile Ape Timur dan SMP Negeri 1 Ile Ape Timur.
BNPB saat ini telah mengerahkan sejumlah alat bantu untuk menanggulangi dan melakukan evakuasi di titik-titik bencana NTT. Tiga helikopter milik lembaga itu pun telah dikerahkan ke lokasi bencana. Tiga helikopter itu adalah Heli MI-8 dengan daya angkut delapan ton, heli Kamov 32 A dengan daya angkut lima ton, dan heli EC-115 dengan kapasitas dua belas seats.
Dua helikopter difungsikan untuk menjangkau distribusi logistik di beberapa desa yang terisolir pasca terputusnya akses diakibatkan longsor, satu helikopter lainnya untuk mengakomodir para warga yang membutuhkan pertolongan darurat terutama kelompok rentan.
(rzr, tst/kid)