KSAL: Oksigen KRI Nanggala Bertahan 5 Hari Jika Tak Black Out
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyebut cadangan oksigen di KRI Nanggala-402 bisa bertahan hingga lima hari jika tak lagi berstatus black out.
"Saya sampaikan 72 jam ketika kapal black out. Tapi kalau tidak black out, kalau ada listrik, [cadangan oksigen] bisa sampai lima hari," ungkapnya, dalam konferensi pers dari Bali, Sabtu (24/4).
Masalahnya, kata dia, tim penyelamat belum bisa memastikan status kelistrikan KRI Nanggala-402, terutama setelah temuan serpihan komponen dan barang-barang dari dalam kapal.
"Kita tidak bisa lihat apakah dia black out atau enggak. Soalnya pas [kapal] masuk air [pada Rabu dini hari] lampunya masih nyala. Namun demikian kalau saat menyelam itu black out, kemampuan hanya 72 jam," tuturnya.
Sebelumnya, kapal selam berusia lebih dari 40 tahun itu hilang kontak diduga akibat black out saat latihan penembakan torpedo, Rabu (21/4) pukul 03.00 WITA .
TNI kemudian menyebut cadangan oksigen KRI Nanggala bisa bertahan selama 72 jam alias 3 hari jika dalam posisi black out. Alhasil, pencarian pun dimaksimalkan sejak Jumat (23/4) malam hingga Sabtu (24/4) pagi.
Panglima TNI Hadi Tjahjanto kemudian menyebut status KRI Nanggala ditingatkan dari sub-missed atau hilang kontak menjadi sub-sunk alias karam, Sabtu (24/4) sore. Yudo mengungkapkan ada retakan besar pada kapal selam temuan lantaran serpihan itu.
Hadi menyebut ada kemungkinan kapal selam sudah kemasukan air. Namun, menurut dia, masih ada ruang-ruang tidak bisa dimasuki air seandainya kru sempat menyekat kompartemen kapal selam yang sudah bocor.
"Masuk air kemungkinan ada. Tapi ada kemungkinan ada bagian kabin yang air enggak masuk," kata dia
(tst/arh)