TNI AL Akan Audit Alutsista usai Insiden KRI Nanggala Karam

CNN Indonesia
Selasa, 27 Apr 2021 14:16 WIB
TNI AL mengaku akan mengaudit alutsista, termasuk kapal selam, pasca-insiden karamnya KRI Nanggala-402.
KRI Nanggala-402 disebut bisa menampung lebih dari 50 orang. (Foto: ANTARA/Penal-9)
Jakarta, CNN Indonesia --

TNI Angkatan Laut menyebut akan melakukan audit terhadap alat utama sistem persenjataan (alutsista) terutama kapal selam pasca-insiden KRI Nanggala-402.

Dalam proses audit ini, Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut (Astena KSAL) Laksamana Muda TNI Muhammad Ali menyebut pihaknya akan melibatkan pakar kapal selam, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Kalau masalah diaudit, pasti kita audit. Jadi kita akan investigasi di semuanya," kata Ali, dalam konferensi pers di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (27/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pakar ini dipastikan Ali adalah orang-orang yang memang paham terkait kapal selam. Mereka juga adalah orang-orang yang pernah terlibat dalam pembuatan maupun pengoperasian kapal selam.

"Para pakar kapal selam dan para pakar ahli pembuat kapal selam. Bukan sekadar pengamat," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Ali juga menyinggung soal banyaknya komentar pengamat yang menyebut kecelakaan yang dialami KRI Nanggala-402 pada saat tenggelam lantaran kelebihan muatan atau kelebihan personel.

Kata Ali, tudingan itu tidak berdasar apalagi para pengamat ini tak pernah mengawaki kapal selam.

Lagi pula kata dia, dalam setiap operasi yang dilakukan KRI Nanggala, sedikitnya 50 personel bisa diangkut kapal ini.

Bahkan, kata dia, jika operasi yang dilakukan merupakan tugas penyusupan, ada tambahan satu regu pasukan khusus sekitar tujuh orang sehingga total personel di dalam kapal bisa mencapai 57 orang.

"Sedangkan pada saat kejadian tragedi KRI Nanggala kemarin tenggelam hanya 53 orang. Selain itu pada saat kejadian hanya membawa tiga buah torpedo. Padahal kapal selam ini didesain untuk membawa delapan torpedo, satu torpedo beratnya itu sekitar hampir dua ton," kata dia.

(tst/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER