Pekan ke-1 Ramadan, Vaksinasi Covid Turun Lebih dari Separuh

CNN Indonesia
Selasa, 27 Apr 2021 16:01 WIB
Kemenkes mengakui vaksinasi di pekan pertama Ramadan turun hingga setengahnya dari periode sebelumnya.
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian kesehatan mengakui capaian program vaksinasi Covid-19 nasional selama pekan pertama bulan Ramadan sempat terjadi penurunan hingga lebih dari separuhnya.

Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut penurunan itu terjadi seiring berkurangnya kedatangan sasaran vaksinasi ke fasilitas kesehatan maupun di sentra vaksinasi bersama.

Selain itu, penurunan terjadi lantaran saat ini fokus pemerintah adalah hanya pada vaksinasi lansia dan tenaga pendidik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di awal minggu puasa memang terjadi penurunan. Kalau tadinya kita 500 ribu dosis per hari, kemarin sempat turun sampai dengan angka 200-400 ribu dosis per hari," kata Nadia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (27/4).

Angka pengurangan kunjungan sasaran vaksinasi ke fasilitas kesehatan itu, lanjutnya, mayoritas berasal dari kelompok warga lanjut usia (lansia). Padahal pemerintah kini tengah menggenjot vaksinasi terhadap total 21,5 juta lansia, yang diharapkan 90 persen dapat rampung akhir Juni.

Untuk itu, Nadia menyebut pihaknya telah mengakselerasi vaksinasi lansia dengan berbagai upaya. Mulai dari satu anak muda dapat divaksin jika membawa dua lansia untuk ikut juga divaksin, meminta RT/RW mengadakan vaksinasi massal lansia, hingga membuka sentra vaksinasi di kota-kota besar yang dibantu pihak swasta.

"Ada beberapa daerah lansia tidak datang. Tapi makanya kita suruh RT/RW jemput bola, jadi istilahnya door to door ya," kata dia.

Berdasarkan data Kemenkes, capaian vaksinasi selama Ramadan sempat berada di bawah angka 100 ribu selama dua kali.

Rinciannya, pada 13 April capaian vaksinasi dalam sehari adalah 208.875 dosis. Kemudian 14 April naik menjadi 243.315 dosis, 15 April naik juga menjadi 261.518 dosis. Lalu, pada 16 April, turun menjadi 188.891 dosis.

17 April 187.180 dosis, 18 April yang bertepatan hari Minggu turun hingga 47.723 dosis vaksin per hari. Selanjutnya, 19 April naik menjadi 284.879 juta dosis vaksin, 20 April 208.223 dosis, dan 21 April melonjak dengan 411.047 dosis vaksin dalam sehari.

Pada 22 April capaian vaksinasi turun ke 276.683 dosis. 23 April naik kembali menjadi 410.670 dosis, 24 April 185.209 dosis, dan terjadi lagi pada Minggu, 25 April turun menjadi 54.187 dosis vaksin. Perkembangan terakhir, 25 April capaian vaksinasi berjumlah 324.975 dosis per hari.

Terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi jumlah ketersediaan vaksin hingga Juni 2021 hanya 90 juta-100 juta dosis di dalam negeri. Angkanya turun dari hitungan awal yang mencapai 110-120 juta vaksin.

Iklan Infografis Fakta Seputar Vaksin CovidIklan Infografis Fakta Seputar Vaksin Covid. (Foto: Dok. Bio Farma)

"Hitung-hitungan saya jumlah vaksin tersedia sampai Juni 2021 itu mungkin baru sekitar 110-120 juta vaksin. Dengan segala dinamika sekarang mungkin nanti turun 90-100 juta sampai Juni, itu vaksin yang kita miliki," ucap dia, dalam acara Vaksinasi Industri Keuangan Non Bank untuk Lansia Indonesia, Selasa (27/4).

Pemerintah, kata dia, menargetkan dapat menyuntikkan vaksinasi kepada 181,5 juta untuk mencapai kekebalan kelompok. Untuk itu, negara setidaknya butuh 363 juta dosis vaksin karena per orang butuh dua kali suntikan.

"Untuk kejar 363 juta atau 263 juta itu akan masuk dari Juli 2021 sampai Desember 2021. Nah, 263 juta bagi 180 (hari) kan suntikannya itu mungkin harus 1,4 juta-1,6 juta per hari," terang Budi.

Sementara, rata-rata vaksinasi Covid-19 sekarang baru 500 ribu per hari. Hal ini lantaran pasokan vaksin Covid-19 di Indonesia masih terbatas.

"Nanti kalau barang datang tapi harus suntik 1,4 juta-1,6 juta per hari, itu mulai Juli," imbuhnya.

Namun, ia menyatakan negara tak mampu untuk melakukan itu semua sendiri. "Yang bisa bantu suntikan sebanyak itu industri keuangan karena mereka cabang banyak, staf banyak dan customer banyak banger, dan mereka industri yang memiliki kemampuan keuangan lebih bagus," jelasnya.

Sementara, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Reisa Broto Asmoro mewanti-wanti warga untuk tidak menjadi takabur setelah menerima suntikan vaksin.

Reisa tetap meminta warga mematuhi protokol 3M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak agar tak terjadi lonjakan kasus seperti di India.

"Jangan karena berpikir sudah divaksin kasus sudah turun, peraturan kantor dan pariwisata juga sudah mulai dilonggarkan, kita malah menjadi takabur," kata Reisa dalam video yang diunggah melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (26/4).

(khr/aud/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER