Pergeseran Waktu Kemacetan Versi Dishub DKI Sepanjang Ramadan
Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengakui kemacetan di Jakarta mengalami pergeseran waktu selama Ramadan 1442 Hijriah. Selain itu, volume lalu lintas di Jakarta mengalami lonjakan pada bulan ini.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan, lonjakan kepadatan kendaraan di Jakarta pada bulan ini memang tidak signifikan. Namun, kepadatan terpusat pada satu waktu tertentu.
"Lonjakan traffic dibandingkan masa Maret, April ini ada lonjakan kecil 1-2 persen. Tapi kepadatan di bulan Ramadan kenapa? Karena biasanya pagi hari orang berangkat jam 5, jam 6, sekarang semuanya berangkat jam 7," kata Syafrin di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (27/4) lalu.
"Sehingga terjadi kepadatan yang serentak, tidak terjadi distribusi arus lalu lintas pada jam 5 ke jam 7, jadi semuanya numpuk di waktu yang hampir sama, karena masuk jam 8," ujarnya menambahkan.
Begitu pula halnya kepadatan di sore hari, ketika kantor serempak selesai pukul 15.00 WIB, para pekerja pulang lebih awal demi bisa buka puasa di rumah.
"Waktu-waktu inilah puncak atau peak yang sangat menimbulkan kepadatan, tapi dari sisi jumlah volume lalu lintas, peningkatannya seperti itu tadi tidak mencapai angka yang fantastis," jelas dia.
Dalam kesempatan itu, Syafrin juga mengakui jika volume lalu lintas di Jakarta mulai mendekati masa normal sebelum pandemi virus corona (Covid-19). Meskipun demikian, Syafrin menegaskan untuk saat ini pihaknya belum menerapkan kebijakan ganjil genap.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebelumnya mengaku masih mengkaji untuk menerapkan kebijakan ganjil genap kendaraan bermotor. Pasalnya, saat ini arus lalu lintas di Ibu Kota mulai kembali padat.
Kebijakan ganjil genap dicabut sejak tahun lalu untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) di transportasi umum.
"Soal ganjil genap masih dalam kajian. Nanti sabar, memang ada peningkatan intensitas kepadatan lalu lintas," kata Riza beberapa waktu lalu.