Ridho (25) bersama kakaknya hendak pulang ke kampung halamannya di Purwokerto, Jawa Tengah, sebelum larangan mudik 6-17 Mei. Mereka bertolak dari Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur.
Berbekal barang-barang bawaan yang dibungkus dengan tas dan koper, kakak-beradik ini tengah menanti bus yang hendak membawanya ke luar ibu kota.
"Saya pulang pengin ketemu keluarga, soalnya saya pulang setahun sekali. Ini sama kakak saya," ujar Ridho kepada CNNIndonesia.com, Minggu (2/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ridho, seorang buruh bangunan yang mengerjakan salah satu proyek apartemen di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan. Ia sejak pagi-pagi sekali sudah berangkat ke terminal Pulo Gebang.
Proyek bangunan apartemen yang sudah mencapai target pekerjaan itu telah rampung mendukungnya untuk bisa kembali bertemu dengan orang tuanya di Purwokerto.
"Kita dari proyeknya memang tanggal 3 [Mei] tutup," ujarnya,
Sementara itu, Andrian (46), tampak bersemangat memasukkan tasnya dan barang bawaan penumpang lain ke sisi badan bus. Ia akan berangkat ke Payakumbuh, Sumatera Barat.
Ia memilih berangkat pada hari ini agar mempunyai banyak waktu bersama orang tuanya di Payakumbuh.
"Alasan pulang sekarang karena pemerintah menerapkan larangan mudik pada 6-17 Mei. Nyolong start biar di sana banyak waktu," ujar Andrian.
Lihat juga:Babak Baru Pemerintah Lawan KKB di Papua |
Suasana terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, pada Minggu (2/5) siang cukup lengang. Namun, terjadi peningkatan penumpang selama tiga hari terakhir, jelang pelarangan mudik.
Menurut penuturan terminal terpadu Pulo Gebang, Wahyu Hidayat, sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 10.30 WIB terminal baru menerima kedatangan 552 penumpang. Mereka akan berangkat ke kampung halamannya masing-masing.
"Ada 552 penumpang yang kita berangkatkan menggunakan 59 bus. Jadi, memang kita masih menerapkan peraturan kapasitas bus 50 persen," terang Wahyu saat ditemui di terminal terpadu Pulo Gebang, Jakarta, Timur, Minggu (2/5).
Meskipun begitu, Wahyu mengungkapkan kapasitas atau jumlah penumpang terus meningkat seiring kebijakan pelarangan mudik yang mulai berlaku pada tanggal 6-17 Mei 2021.
"Kalau kita lihat grafik di sini rata-rata 3 hari terakhir ini itu yang keberangkatan di atas 1.000 penumpang per harinya. Kemarin data selama 24 jam 1.418 penumpang kita berangkatkan menggunakan 188 bus. Dominasi Jateng-Jatim," ujarnya.
Pada 29 April 2021, terminal Pulo Gebang memberangkatkan 1.382 penumpang dengan 192 bus. Kemudian 30 April 2021 ada keberangkatan 1.183 penumpang dengan 185 bus. Serta pada 1 Mei, bertepatan dengan peringatan hari buruh, terminal memberangkatkan 1.418 penumpang menggunakan 188 bus.
Menurut Wahyu, dominasi tujuan para calon penumpang ini adalah Sumatera, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Secara garis besar keberangkatan di terminal Pulo Gebang terbagi menjadi dua. Ada yang pagi dari jam 8-10.30 WIB, kedua itu nanti sekitar pukul 14.00 WIB sampai magrib," ujarnya.
"Untuk yang pagi memang mayoritas tujuan ke arah Sumatera, sebagian ada ke arah Madura. Untuk siang kebanyakan Jateng-Jatim. Sumatera ada Bengkulu, Padang, Lampung itu juga," lanjut dia.
Di masa pengetatan mudik ini, Wahyu berujar pihaknya akan secara ketat menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Kesehatan dan keselamatan calon penumpang menjadi instrumen utama di tengah merebaknya virus corona.
Selain prokes seperti mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan memakai masker, pihak terminal juga menyediakan tes GeNose bagi beberapa calon penumpang.
Tes tersebut sudah berjalan sejak 22 April sampai 4 Mei. Rata-rata sehari terdapat 10 sampai 15 orang yang melakukan tes GeNose.
"Kita tidak bisa memfasilitasi keseluruhan penumpang yang akan berangkat dari sini. Jadi, kita akan random sampling di sini," katanya.
Pemerintah telah resmi melarang masyarakat untuk melakukan aktivitas mudik lebaran 2021 pada 6 hingga 17 Mei 2021 dalam mencegah penyebaran Covid-19. Seluruh moda transportasi tak beroperasi selama larangan mudik.
Terminal terpadu Pulo Gebang bersama dengan terminal Kalideres menjadi dua terminal bus AKAP yang tetap dibuka selama periode larangan mudik berdasarkan keputusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
(ryn/fra)