Mantan Juru Bicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Wimar Witoelar dikabarkan tengah dalam kondisi kritis dan dirawat di Rumah Sakit (RS) Pondok Indah Jakarta sejak Rabu (13/5) lalu.
Pemilik Biro Konsultan InterMatrix Communication (IMX) itu didiagnosis mengalami sepsis alias kondisi medis yang disebabkan oleh timbulnya peradangan karena infeksi yang masuk dalam tubuh.
"Bisa dibilang kritis, jadi Pak Wimar Rabu masuk RS Pondok Indah dengan keadaan tidak sadar, jadi langsung ke ICU (Intensive Care Unit). Dokter lalu diagnosanya sepsis dan multi organ-failure," kata Direktur IMX Erna Indriana saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (17/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erna menjelaskan Wimar sebelumnya sempat opname di RS Pondok Indah sepekan sebelumnya usai pria kelahiran tahun 1945 itu mengeluhkan sakit di lambung dan sempat mengalami muntah darah.
Selanjutnya pada Minggu (10/5) Wimar diizinkan pulang. Namun, kondisi Wimar tak membaik bahkan cenderung semakin melemah. Akhirnya Wimar kembali dibawa ke RS Pondok Indah pada Rabu (13/5).
"Beliau sempat sadar, bisa komunikasi sama anaknya tapi lemah sekali. Hanya di sini dokter serba salah istilahnya, karena misalnya organ satu dibetulin, efek ke organ lain. Jadi mohon doa saja ya kita," ujarnya.
Erna memastikan Wimar tak terpapar virus corona (Covid-19) setelah melakukan tes swab Polymerase Chain Reaction (PCR) dalam dua kali kedatangannya ke RS.
Wimar, kata Erna, tercatat memiliki komorbid atau penyakit penyerta seperti diabetes. Wimar juga dilaporkan aktif mengonsumsi obat, sehingga pihak keluarga terus memonitor kondisi kesehatan adik Rachmat Witoelar itu.
Wimar sebelumnya dikenal saat menjabat sebagai Juru Bicara Kepresidenan selama periode 2000-2001. Ia juga dikenal sebagai presenter program acara Perspektif dan Selayang Pandang pada zaman orde baru.
Pria kelahiran Padalarang itu juga kerap dipercaya menjadi pembicara dalam berbagai acara internasional dalam bidang politik dan ekonomi seperti di Sydney, London, Washington, New York, hingga Singapura.