Survei Unggulkan Capres Tegas: Citra Lebih Penting dari Kerja

CNN Indonesia
Sabtu, 05 Jun 2021 20:28 WIB
Kecenderungan warga memilih capres tegas ketimbang yang berkinerja baik dinilai sebagai gejala citra dan kedekatan emosi lebih penting bagi rakyat RI.
Ilustrasi dukungan politik. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Survei Parameter Politik Indonesia mengungkap masyarakat Indonesia lebih memilih calon presiden (capres) yang punya citra tegas dan disiplin dibanding capres yang memiliki kinerja bagus.

Survei itu mencatat "tegas dan disiplin" sebagai alasan paling populer dalam memilih capres. Alasan itu disampaikan 7,8 persen responden dan menempati urutan pertama motif memilih capres.

Ada dua alasan yang menempati urutan kedua, yakni "dekat dengan rakyat" dan "kinerjanya bagus". Kedua alasan itu sama-sama dipilih oleh 5,5 persen responden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan lain yang terjaring dalam survei itu adalah ramah dan santun (3,2 persen), berwibawa (3 persen), cerdas dan pintar (2,8 persen), mampu memimpin Indonesia ke depan (2,8 persen), serta berasal dari militer (2,6 persen).

Survei itu juga mengungkap sebagian besar masyarakat memilih capres karena alasan psikologis, seperti "tegas dan disiplin" serta "dekat dengan rakyat" saat memilih capres. Alasan itu diutarakan 36,3 persen responden.

Sementara itu, responden yang menyatakan alasan rasional, seperti "kinerja bagus" dan "banyak pengalaman", hanya diutarakan 10,5 persen responden. Adapun 3,2 persen responden sisanya memilih capres berdasarkan alasan sosiologis, seperti pro kepentingan Islam.

"Fakta ini menunjukkan bahwa membangun citra dan kedekatan emosional dengan pemilih masih jauh lebih penting bagi pemilih di Indonesia dibandingkan menyajikan program yang bagus dan memanfaatkan sentimen kelompok," dikutip dari dokumen hasil survei Parameter Politik Indonesia.

Parameter Politik Indonesia menggelar survei tersebut pada 23-28 Mei 2021. Survei ini melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak dan proporsional. Penelitian mencantumkan margin of error ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

(dhf/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER