Cerita Jubir Covid-19 Reisa Petik Hikmah dari Pandemi

KPCPEN | CNN Indonesia
Selasa, 08 Jun 2021 13:45 WIB
Reisa Broto Asmoro menuturkan pengalaman dan hikmah yang dipetik dalam setahun masa pandemi sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Reisa Broto Asmoro. (Foto: Muchlis - Biro Pers)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bertugas sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Reisa Broto Asmoro menyebut mendapat banyak cerita dalam setahun terakhir.

Pandemi Covid-19 diakui mengubah hidup secara drastis, serta memberi tantangan yang tak pernah diperkirakan. Reisa mengingat kasus-kasus awal Covid-19 di Indonesia memicu perdebatan tentang bagaimana masyarakat harus menanggapi kejujuran dan keberanian seseorang yang menyatakan status kesehatan secara terbuka.

"Covid-19 telah mengubah hidup mereka, terutama bagaimana privasi mereka, bahkan tetangga mereka, dilanggar media dan netizen, demi judul berita sensasional dan konten media sosial yang viral," kata Reisa dalam pernyataan tertulis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, stigma itu sudah luntur. Hari ini masyarakat justru saling bantu dan saling dukung melalui masa-masa sulit, termasuk kepada mereka yang terkena dampak ekonomi. Reisa mengatakan melihat banyak inisiatif dibuat berdasarkan solidaritas tinggi, yang lalu menulari berbagai kelompok lain bak virus yang baik. Salah satunya, lewat inisiatif Desa Tangguh dan Jogo Tonggo.

"Inisiatif yang secara harfiah berarti menjaga tetangga Anda adalah inspirasi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyrakat berskala Mikro (PPKM Mikro). Dengan sebutan yang bervariasi di 34 provinsi, semangat yang sama untuk saling peduli dan mengawasi, atau bahkan saling merawat anggota masyarakat membutuhkan telah meluas di seluruh pelosok negeri," ungkapnya.

Reisa sendiri menyebut kehilangan sejumlah kolega dan guru sesama dokter. Tak pandang bulu, pandemi pun merenggut kehidupan para dokter, perawat, dan puluhan tenaga kesehatan. Menurutnya, sampai kini pemerintah masih terus berupaya mencegah lebih banyak kematian dan memastikan keamanan masyarakat dari ancaman virus corona.

Mewujudkan komitmen 3T (testing, tracing, and treatment) yang ditekankan Presiden Joko Widodo sejak awal pandemi, kapasitas pengujian sampel ditingkatkan dari 10 ribu menjadi lebih dari 50 ribu sampel setiap hari, didukung puluhan ribu petugas pelacak kasus yang terdiri dari tenaga kesehatan, polisi, dan prajurit TNI. Demikian juga jumlah laboratorium yang diterus ditambah hingga ada sekitar 800 laboratorium di seluruh Indonesia.

"Ribuan relawan juga direkrut dan dilatih untuk mendukung tracing, dan berbagai tugas yang biasa diemban tenaga kesehatan. Mereka bertugas mulai dari penyedia layanan kesehatan tingkat terendah, seperti puskesmas sampai dengan di rumah sakit-rumah sakit rujukan," papar Reisa.

Reisa menyatakan, pandemi mengambil alih hampir 90 persen layanan yang disediakan fasilitas kesehatan. Laporan terbaru menunjukkan, penanganan pandemi menambah sekitar 40 persen beban kerja dan jam operasional puskesmas di seluruh Indonesia.

Di sisi lain, dia mengingatkan pandemi tetap mengancam masyarakat yang berdiam diri di rumah, serta rajin memakai masker dan mencuci tangan pakai sabun.

Gotong Royong yang Cetuskan Optimisme

Sejak Januari 2021, pemerintah memiliki hampir seribu rumah sakit rujukan, 10 kali lebih banyak dari fase awal pandemi. Kementerian Kesehatan juga menambah lebih dari 8.500 tenaga kesehatan, terdiri dari dokter umum, spesialis, perawat, dan staf pendukung.

Saat ini, ujar Reisa, pemerintah kembali meminta rumah-rumah sakit untuk meningkatkan kapasitas dengan menambah jumlah bangsal isolasi dan tempat tidur di ruang gawat darurat.

Reisa juga menyinggung soal perubahan kondisi ekonomi negara, serta adanya tantangan psikologis pada keluarga yang memiliki anak usia sekolah. Dengan segala keterbatasan akses ke sekolah dan perubahan pola perilaku hidup, termasuk pola asupan gizi, anak-anak dan populasi rentan lainnya berhadapan dengan risiko kesehatan di luar Covid-19.

Sementara Puskesmas yang harus menyesuaikan jam operasional dengan beban pekerjaan yang kian berat pun kesulitan menjalankan program imunisasi dasar rutin. Kondisi ini, lanjut Reisa, dapat menyebabkan masalah di kemudian hari.

"Banyak anak Indonesia yang tingkat kesehatannya saat ini tidak terpantau dengan baik. Maka, risiko peningkatan kasus anak dengan gizi buruk, stunting dan masalah kesehatan mental akan bermunculan apabila kita biarkan," tuturnya.

Namun Reisa optimis Indonesia mampu menghadapi krisis ini. Dia yakin, masyarakat tidak membiarkan pemerintah bekerja sendiri melalui gotong royong antarindividu dan komunitas. Hal-hal yang dilakukan pun sederhana saja, tetapi memberi dampak terhadap sesama. Misalnya, seorang komedian yang memanfaatkan ponsel untuk menghibur penggemar, atau Ika Dewi Maharani, seorang warga Surabaya yang menjadi supir ambulans perempuan pertama yang mengantar pasien ke Wisma Atlet.

Di Padang, Sumatera Barat, kepala penelitian penyakit menular dan diagnostik Universitas Andalas, Andani Eka Putra rela menggunakan dana pribadi sebesar Rp850 juta untuk membangun laboratorium pengujian sampel Covid-19. Dia membuka pintu selebar-lebarnya demi pengujian sampel gratis.

Lebih lanjut, Reisa mengatakan bahwa Indonesia termasuk beruntung terkait ketersediaan vaksin. Lebih dari 90 juta dosis vaksin Coronavac dari Sinovac, AstraZeneca dari Covax, dan Sinopharm telah sampai di Indonesia dan disuntikkan kepada lebih dari 20 juta penduduk.

Tak berhenti sampai di sana, berbagai perguruan tinggi terlibat dalam pengembangan Vaksin Merah Putih, antara lain para ilmuwan dari Lembaga Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Padjajaran.

"Pandemi mungkin sedikit melemahkan kita, tetapi juga telah menunjukkan resiliensi dan ketangguhan kita. Itulah hikmah dari serangkaian kegiatan komunikasi saya kepada publik sebagai jubir, bahwa bukan angka dan statistik yang paling penting, melainkan orang-orang, kisah ketangguhan manusia Indonesia adalah yang paling utama," kata Reisa.

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER