Tingkat keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) untuk pasien isolasi dan ruangan ICU di Surabaya mengalami lonjakan signifikan. Hal itu merupakan dampak dari banyaknya pasien viurs corona (Covid-19) asal Bangkalan, Madura, yang dirujuk ke Surabaya.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febridhitya Prajatara mengatakan saat ini BOR isolasi di Surabaya 53 persen. Sedangkan,BOR ICU saat ini tercatat telah terisi sebanyak 63 persen.
"Hari ini BOR kamar biasa 53 persen, terjadi peningkatan sekitar 32 persen. Kemudian ICU juga ada kenaikan sekitar 20 persen, jadi posisi ICU di rumah sakit rujukan Covid-19 sekarang 63 persen," kata Febri, Senin (14/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Febri mengatakan Dinas Kesehatan Surabaya mencatat bahwa peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya kasus di Bangkalan, Madura, Jatim. Diketahui, sejumlah rumah sakit di Kota Surabaya ditunjuk sebagai penyangga untuk menampung pasien dari Bangkalan.
"Keterangan Dinas Kesehatan ada efek lonjakan dari luar daerah Surabaya," ucapnya.
Meningkatnya BOR ini juga disebabkan karena pihaknya terus melakukan penyekatan sekaligus tes swab antigen di Jembatan Suramadu sisi Madura.
Menurutnya upaya itu merupakan bagian dari deteksi dini, agar kasus Covid-19 tak lagi mengalami lonjakan signifikan di Surabaya, dan Jatim.
Sementara itu, Institute of Tropical Disease (ITD) Centre Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, mengatakan tiga warga Jawa Timur yang positif terinfeksi Covid-19 varian India atau B16172 Delta, merupakan pasien asal Bangkalan, Madura, yang terjaring melalui penyekatan Suramadu sisi Surabaya.
Mengenai hal itu, Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih belum bisa menyimpulkan apakah varian Delta sudah bertransmisi atau belum di Bangkalan.
"Baru tiga, kamu belum bisa menyimpulkan apa-apa," kata Nasih, Senin (14/6).
Meski demikian, kata dia, pemerintah perlu melakukan gerak cepat dalam penanganan kasua Covid-19 di Bangkalan. Apalagi jika melihat gejala para pasien dan tingginya angka pertambahan kasus di daerah tersebut.
"Penanganannya harus spesifik khususnya di Bangkalan, karena menyangkut penyebaran yang sangat kuat dan cepat sekali," kata dia.