Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah menyatakan sejumlah rumah mengalami kerusakan usai gempa berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang wilayah tersebut.
"Kemudian memang terjadi kerusakan, ada retak-retak rumah," kata Kepala BPBD Maluku Tengah Abdul Latif Key kepada CNNIndonesia.com, Rabu (16/6).
Latif belum mengetahui pasti jumlah rumah warga dan bangunan yang rusak akibat gempa. Ia mengatakan tim BPBD Maluku Tengah akan turun ke lapangan untuk mendata rumah warga yang rusak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum terdata. Nanti kita turun ke lapangan," ujarnya.
Lebih lanjut, Latif menyebut pemerintah Desa Tehoru hingga Japutih telah meminta warga untuk menjauhi garis pantai. Masyarakat pun diminta mengamankan diri ke daerah yang lebih tinggi.
"Kondisi masyarakat untuk sementara diarahkan ke daerah yang lebih tinggi," ujarnya.
Gempa berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang wilayah Maluku Utara. Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa tersebut berpotensi tsunami.
Masyarakat di pesisir Pantai Japutih sampai Pantai Apiahu, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram, Maluku, diminta waspada.
Nelayan di Tehoru sempat melihat air di pantai surut dan kemudian muncul ombak berukuran kecil (kurang dari 50 cm) yang menghantam perahu di pinggir pantai.
Ombak kecil pun turut menghantam daratan. Talud pemecah ombak di pelabuhan pun dikabarkan jebol pascagelombang tersebut. Meski demikian, belum ada laporan resmi tinggi gelombang yang menghantam daratan.
(sai/fra)