Lonjakan pasien virus corona (Covid-19) di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet membuat tenaga kesehatan harus menangani pasien di 4 lantai sekaligus. Jumlah tenaga medis tidak seimbang dengan total pasien yang dirawat.
Hal itu disampaikan Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Letkol TNI Laut M. Arifin ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (18/6).
"Anak-anak capek kalau satu dokter meng-cover 4 lantai," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arifin mengatakan jumlah pasien yang datang ke Wisma Atlet sangat banyak buntut lonjakan kasus virus corona. Pada Kamis (17/6) malam saja, kata dia, tercatat ada 1.099 pasien baru yang tiba.
"Masih tinggi. Semalam sampai harus kita pecah ke tower 8," tutur dia.
Sejauh ini, Arifin mengatakan situasi krisis tenaga kesehatan mulai terkendali setelah Wisma Atlet mendapat bantuan tenaga kesehatan dari Kementerian Kesehatan.
Ia mengatakan total tenaga kesehatan yang dipekerjakan di Wisma Atlet saat ini mencapai lebih dari 2.000 orang.
"Sudah bergelombang [nakes] datang. Sementara masih ter-cover," tambah Arifin.
Berdasarkan laporan data pasien yang disampaikan Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian M.M. hari ini, ada 6.366 pasien yang dirawat di Wisma Atlet.
Jumlah tersebut terdiri dari 5.812 pasien yang dirawat di tower 4, 5, 6, dan 7, serta 654 pasien yang dirawat di Tower 8. Pada laporan rekapitulasi data sebelumnya, Tower 8 belum dipakai untuk merawat pasien covid-19.
Saat ini tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di Wisma Atlet sudah terpakai 78 persen dan tersisa 22 persen untuk pasien baru. Tingkat keterisian itu jauh dari batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 60 persen.
Kasus Covid-19 di Jakarta cenderung tinggi dalam beberapa hari terakhir. Pada Kamis (17/6), DKI melaporkan 4.144 kasus harian Covid-19. Dalam kurun 24 jam, kasus aktif di ibu kota pun bertambah 2.027 menjadi 22.338 kasus.