Sebanyak 65 personel polisi yang bertugas di Satgas Operasi Madago Raya mendapat kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi pada Kamis (1/7). Operasi Madago Raya dilakukan di wilayah Poso untuk mengejar kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Upacara itu dilakukan di Pos Komando Taktis (Poskotis) Tokorondo Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso Sulawesi Tengah dan dipimpin oleh Kasatgas Ops Brigadir Jenderal Reza Arief Dewanto bertepatan dengan Hari Bhayangkara.
"65 personel Polri ini tidak bisa melaksanakan upacara kenaikan pangkat di kesatuan masing-masing karena masih mengemban tugas Operasi pengejaran kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora," kata Reza dalam keterangan tertulis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan bahwa kenaikan pangkat itu merupakan bentuk perhatian negara untuk kesejahteraan personel. Dalam hal ini, mereka akan mendapat kenaikan gaji ataupun pengembangan karir lebih lanjut.
Reza mendorong agar para personel di Ops Madago Raya dapat bekerja maksimal dan menyelesaikan tugas secepat mungkin lantaran target waktu penanganan teroris di sana akan berakhir.
"Waktu yang kita miliki dalam penyelesaian tugas disini tidak banyak, kurang lebih hanya tersisa 30 hari lagi dari target waktu yang ditentukan,mari kita kerahkan semua kemampuan untuk dapat mewujudkan keberhasilan dalam pelaksanaan tugas Operasi Madago Raya," ucap dia.
Adapun 65 personel yang mendapat kenaikan pangkat itu terdiri dari perwira pertama sebanyak 2 orang, bintara 19 personel, dan tamtama 37 personel.
Sejauh ini, masih ada sembilan teroris MIT yang masuk dalam daftar pencarian (DPO) kepolisian.
Hal itu tercatat usai dua buronan lain tewas dalam baku tembak yang terjadi di wilayah pegunungan Andole, Kampung Maros, Poso Pesisir pada Senin (1/3) kemarin.
Polisi mengatakan bahwa kelompok MIT sulit ditumpas lantaran pergerakan kelompok ini yang selalu berpindah-pindah. Pergerakan mereka sering terlihat di wilayah Lembantongoa, Sigi ke Salubanga, Parigi Moutong lalu ke Poso Pesisir Utara, Poso.
Kelompok ini kini dipimpin Ali Kalora setelah Santoso alias Abu Wardah tewas tertembak Satgas Tinombala pada 18 Juli 2016 lalu.