Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, menyatakan bahwa pemerintah terlihat tidak berdaya dalam menghadapi pandemi virus corona (Covid-19). Terutama ketika terjadi lonjakan kasus beberapa pekan terakhir.
Menurutnya, kelangkaan tabung oksigen yang tengah terjadi saat ini menunjukkan bahwa pemerintah lemah dalam mengambil langkah-langkah antisipasi.
"Pemerintah terlihat tidak berdaya menangani pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua. Kurangnya tabung oksigen, misalnya, menunjukkan antisipasi yang lemah dari pemerintah," kata Ibas dalam keterangan yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (7/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun mengaku heran dengan kelangkaan tabung oksigen yang terjadi saat ini. Pasalnya, pemerintah menyumbangkan tabung oksigen ke negara lain beberapa waktu lalu.
"Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, tapi saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat," kata Ibas.
Ibas pun menyampaikan bahwa kelangkaan tabung oksigen yang terjadi ini merupakan sebuah preseden buruk. Menurutnya, hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah seolah-olah kurang sigap menyiapkan kebutuhan untuk menjawab gejala-gejala yang muncul sebelumnya.
Ibas menilai pemerintah seharusnya sudah bisa membaca potensi varian baru Covid-19 masuk ke Indonesia dan membuat langkah antisipasi.
"Kan ada varian baru di negara lain. Kita tahu, itu bukan tak mungkin masuk ke negara kita. lalu muncul kasus-kasus baru, kemudian angka yang kita khawatirkan juga terjadi, dan lain sebagainya," kata Ibas.
"Itu semua gejala-gejala yang rasanya mudah dibaca dan terkait dengan kesiapan kita dalam menyediakan kebutuhan medis. Tidak ada yang mendadak. Karena pandemi kan sudah masuk tahun kedua, jadi harusnya bisa diantisipasi," imbuh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu.
Kritik soal tabung oksigen sebelumnya juga datang dari anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS, Mulyanto. Ia heran dengan rencana pemerintah pemerintah mengimpor 10 ribu oksigen konsentrator dari Singapura guna memenuhi kebutuhan oksigen di tengah lonjakan kasus penularan Covid-19, karena pemerintah pernah mengekspor tabung oksigen ke India beberapa waktu sebelumnya.
Mulyanto mengingatkan bahwa keran impor oksigen tidak boleh sembarangan dibuka kecuali situasi darurat dan sangat memaksa. Menurutnya, langkah yang seharusnya dilakukan pemerintah ialah melakukan analisis supply and demand yang akurat dan mengoptimalkan produk domestik.
(mts/bmw)