Kemenkes Pakai CT Kecil Petakan Daerah Diserang Varian Delta

CNN Indonesia
Jumat, 09 Jul 2021 17:11 WIB
Kemenekes menggunakan CT di bawah 20 sebagai indikator suatu daerah sudah dimasuki oleh virus Covid-19 varian delta.
Menkes Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Muchlis - Biro Pers)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal menggunakan hasil Cycle Threshold (CT) dari PCR swab pasien terpapar virus corona (covid-19) sebagai acuan untuk memprediksi daerah yang kemungkinan besar sudah terjangkiti varian virus SARS-CoV-2 B1617.2 Delta.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan varian Delta memiliki dua sifat utama.

Pertama, CT value lebih rendah dan penularannya yang lebih cepat. Untuk itu, daripada menunggu hasil Whole Genome Sequencing (WGS) yang terlalu lama, maka pemerintah akan beralih dengan melihat hasil CT mayoritas pasien di suatu daerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga dengan menggunakan komparasi seperti ini, kita bisa menduga bahwa daerah-daerah yang rata-rata CT minimalnya rendah itu kemungkinan sudah dimasuki Delta. Sehingga kita bisa melakukan persiapan yang lebih baik dalam rangka mengantisipasi Delta yang lebih cepat," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube PerekonomianRI, Jumat (9/7).

CT value merupakan indikator yang dapat menunjukkan banyaknya muatan virus dari sampel yang diambil dari hasil spesimen seorang pasien. Apabila nilainya rendah, maka jumlah virus Covid-19 yang ada semakin banyak. Dan sebaliknya, jika nilai CT value cenderung tinggi, berarti jumlah virus di dalam tubuh sedikit.

Budi pun memaparkan mayoritas CT value warga di DKI Jakarta, Kudus, dan Bangkalana berada di bawah 20 persen.

Sementara di Sumatera Barat 63,6 persen warga CT valuen-ya di bawah 20 persen.

Lebih lanjut, Budi mengatakan bahwa dalam waktu dekat. Pemerintah akan berupaya menampilkan hasil CT value pasien dari pemeriksaan PCR swab ke dalam sistem terintegrasi Kemenkes yakni New All Record (NAR).

Pemantauan Bersama

Dengan begitu, pemerintah pusat dan daerah menurutnya bakal sama-sama dapat memantau jumlah CT value warga. Sehingga diharapkan dapat mengantisipasi segera potensi sebaran varian Delta itu dengan tracing yang optimal.

"Sekarang setiap uji PCR itu, CT value harus dimasukkan ke sistem, kalau sekarang belum dimasukkan ke sistemnya Kemenkes. Ini agar kita bisa menggunakan untuk antisipasi dimana daerah-daerah yang berpotensi penyebaran Delta di sana," pungkasnya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan mengungkapkan sejauh ini sudah ada 553 kasus mutasi virus SARS-CoV-2 dari enam jenis varian covid-19 yang teridentifikasi di Indonesia. Varian B1617 atau Delta tercatat mendominasi sebaran kali ini.

Data per 6 Juli mencatat rinciannya yakni 51 kasus Alfa B117, 57 kasus Beta B1351, 436 kasus Delta B1617.2. Kemudian 2 kasus Iota B1526, 5 Eta B1525, dan 2 Kappa B1617.1.

(khr/asa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER