Mabes Polri mengungkapkan terduga teroris berinisial AS yang lari dari pengamanan di Polda Bangka Belitung (Babel) dan telah tertangkap kembali diketahui berencana untuk mengirim senjata ke teroris di Poso, Sulawesi Tengah.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Ahmad Ramadhan menjelaskan bahwa senjata tersebut diduga diselundupkan lewat Jakarta untuk menghindari kecurigaan.
"AS menjelaskan bahwa senjata dan amunisi yang dikirimkan ke tersangka S dan B di Jakarta rencananya akan dikirimkan ke DPO teroris Poso di Sulteng," kata Ramadhan kepada wartawan, Senin (12/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, terduga teroris yang menerima paket di Jakarta itu akan melakukan pengecekan terhadap barang yang diterima.
Selanjutnya, terduga yang berada di Jakarta tulah yang kemudian melanjutkan untuk mengirim senjata itu ke Poso. Tujuannya membuat proses pengiriman lebih rapi dan menghindari pelacakan aparat.
"Dari Jakarta dicek dulu untuk dikirim lagi sesuai tujuan yang mana proses tersebut untuk memutus rantai sumber paket sebelumnya agar lebih rapi," jelas Ramadhan.
Dalam hal ini, para teroris yang diduga terafiliasi dengan jaringan Jamaah Islamiyah (JI) tersebut saling berkomunikasi lewat media sosial.
Mereka, kata Ramadhan, juga terhubung melalui akun di salah satu bank swasta yang digunakan untuk memesan amunisi, senjata api laras pendek dan panjang.
Sebagai informasi, jaringan teror yang eksis di wilayah Poso ialah Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Mereka ialah kelompok teroris yang telah eksis sejak belasan tahun lalu.
Kini, terdapat tujuh daftar pencarian orang (DPO) MIT Poso yang belum tertangkap oleh aparat kepolisian. Mereka diduga dipimpin Ali Kalora.
Kepemimpinan kelompok tersebut telah berganti usai Santoso alias Abu Wardah tewas tertembak oleh Satgas Tinombala --nama sebelum Madago Raya-- pada 18 Juli 2016 lalu.
Polisi selama ini mengakui bahwa MIT sulit ditumpas karena mereka selalu berpindah-pindah. Belum lagi, medan keberadaannya di tengah hutan yang membuat aparat sulit menindak mereka secara cepat.
Dalam hal ini, kelompok tersebut diduga sering terlihat di wilayah Lembantongoa, Sigi ke Salubanga, Parigi Moutong lalu ke Poso Pesisir Utara.
(mjo/kid)