UPDATE CORONA 12 JULI 2021

Rangkuman Covid: Rekor Kasus Harian hingga Krisis Oksigen

CNN Indonesia
Senin, 12 Jul 2021 18:00 WIB
Penambahan jumlah kasus positif Covid-19 memecahkan rekor. Selain rekor positif, CNNIndonesia.com merangkum sejumlah info tentang covid selama 24 jam terakhir.
Lonjakan pasien Covid-19 di RSUD Bekasi. (AP/Achmad Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali sejak 3 Juli lalu, angka kasus positif covid-19 tercatat masih tinggi. Data satuan tugas (Satgas) Covid-19 menunjukkan penambahan kasus orang yang terpapar covid-19 di Indonesia pada Senin (12/7) mencapai 40.427 kasus. Penambahan ini merupakan rekor tertinggi selama pandemi mewabah di Indonesia.

Penambahan jumlah tersebut menjadikan total kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Indonesia menjadi 2.567.630 orang. Sementara itu, pada hari ini sebanyak 34.754 dinyatakan sembuh dan 891 pasien meninggal dunia.

Daerah dengan penyumbang kasus harian tertinggi adalah DKI Jakarta dengan pertambahan kasus harian sebanyak1.4619 orang. Sebanyak 20.478 orang sembuh dan 123 lainnya meninggal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut peristiwa seputar Covid-19 selama 24 jam terakhir yang telah dirangkum CNNIndonesia.com.

10 juta bahan baku vaksin Sinovac tiba di Indonesia

Pemerintah Indonesia kembali menerima kiriman bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac sebanyak 10 juta dosis. Kiriman itu tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Senin (12/7).Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksin yang baru datang berbentukbulkatau bahan baku. Sinovac juga mengirimkanoverfillatau stok ekstra untuk mengantisipasi masalah pada proses produksi."Kedatangan 10 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac ini menambah jumlah vaksin Sinovac dalam bentuk bahan baku menjadi total 115.500.280 dosis yang nanti akan diolah oleh Bio Farma," kata Budi dalam jumpa pers daring di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (12/7).

Indonesia kekurangan obat terapi Covid-19
Pemerintah mengakui kekurangan dua obat terapi pasien Covid-19, yaitu Remdesivir dan Actemra. Dua obat itu biasanya didapat Indonesia dengan cara impor."Obat ini tadi hanya Remdesivir yang kurang dan tadi Actemra," kata Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam jumpa pers daring di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (12/4).

Ia memastikan pemerintah akan memenuhi stok dua obat tersebut. Pemerintah telah menyetujui pembelian 150 ribu vial Remdisivir dan 3.000 vial Actemra.
Pemerintah rediksi Kasus Covid Melandai

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memprediksi kasus Covid-19 akan melandai pekan depan. Luhut mengatakan tingkat mobilitas masyarakat sudah menurun sekitar 50 persen sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Menurutnya, jumlah pertambahan kasus juga mulai stagnan. "Kami berharap minggu depan sudah mulai, mungkin kalau semua berjalan kita disiplin, akan mulai flattening atau mulai akan merata," kata Luhut dalam jumpa pers daring di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (12/7).



Desakan Pencabutan Vaksin Berbayar
Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono dan dua akademisi lain seperti Irma Handayani dan Sulfikar Amir membuat petisi untuk meminta Presiden Joko Widodo untuk menghentikan vaksinasi mandiri

Mereka menargetkan 1 juta tandatangan terkumpul. Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, sampai Senin (12/7) pagi pukul 06.40 WIB, petisi itu telah didukung lebih dari 7.600 orang dari target 10.000 yang menandatangani petisi.

Dalam petisi itu disebutkan rencana pemerintah yang memperbolehkan vaksinasi mandiri justru akan membuat ketimpangan yang tinggi dan dapat memperpanjang pandemi.

"Menurut WHO pun, program vaksinasi yang dilakukan pihak swasta hanya menguntungkan dan mengutamakan masyarakat tingkat ekonomi menengah ke atas di perkotaan saja," ujar Pandu petisi tersebut, yang dilihat Senin (12/7).

Infografis Tetap Waspada Hoaks CoronaInfografis Tetap Waspada Hoaks Corona. (Dok. Satgas Covid-19)



Vaksin Gotong Royong Ditunda
PT Kimia Farma(Persero) Tbk memutuskan menunda penyelenggaraan vaksin berbayar. Vaksin covid-19 gotong royong untuk individu ini sejatinya digelar mulai hari ini, Senin (12/7).

Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno Putro mengatakan penundaan dilakukan karena besarnya animo dan pertanyaan yang masuk.

"Kami mohon maaf karena jadwal vaksinasi Gotong Royong Individu yang semula dimulai hari Senin, 12 Juli 2021 akan kami tunda hingga pemberitahuan selanjutnya," jelas Ganti kepada CNNIndonesia.com.

Ia menyatakan penundaan dilakukan hingga pemberitahuan selanjutnya sembari melakukan sosialisasi vaksin berbayar serta pengaturan pendaftaran calon peserta vaksinasi.


 Rumah Sakit Berhutang demi Oksigen

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER