Veronica Koman Serukan Warga Papua Ikut Vaksinasi Covid

CNN Indonesia
Senin, 19 Jul 2021 15:50 WIB
Aktivis Veronica Koman berseru ke warga Papua untuk mengikuti vaksinasi Covid-19, selain itu ia memohon pemerintah RI tak libatkan TNI-Polri untuk cegah trauma.
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga di Agats, Asmat, Papua, Kamis (1/7/2021). (ANTARA FOTO/ANTARA FOTO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Aktivis Veronica Koman mengajak kepada warga Papua untuk tak takut mengikuti vaksinasi Covid-19.

"Vaksin ini adalah sebuah hak yang seharusnya kita minta. Vaksin ini jumlahnya masih terhitung langka di dunia ini, dan kebanyakan diborong negara barat," katanya lewat kicauan di akun Twitter, Senin (19/7) yang telah diizinkannya untuk dikutip.

Veronica menjelaskan vaksinasi adalah sebuah program yang dianjurkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyelamatkan umat manusia dari virus yang menjadi pandemi global sejak 2020 silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak benar bahwa Covid ini untuk bisnis. Itu merupakan tindakan anomali dan biadab. WHO, badan PBB, sudah bilang akses vaksin itu harus setara dan juga gratis. Lebih dari 4 juta manusia di bumi ini telah tewas karena Covid-19 ini," katanya.

Oleh karena itu, ia meminta bila warga di pulau timur Indonesia itu peduli menyelamatkan populai orang papua, "Tolong segera vaksin."

Selain itu, dia pun meminta kepada para warga Papua agar jujur soal riwayat kesehatan masing-masing kepada juru suntik alias vaksinator sebelum diinjeksi

"Tolong jawab dengan jujur agar tidak terjadi komplikasi, mari ayo kita laksanakan vaksinasi untuk menyelamatkan orang papua," katanya.

Permohonan Tak Libatkan TNI/Polri

Dalam kicauan sebelumnya, Veronica pun melayangkan permohonan terbuka kepada TNI dan Polri terkait pelaksanaan vaksinasi di Papua.

"Mohon pengertiannya atas trauma lintas generasi di Papua. Bila TNI/Polri ingin program vaksinasi berhasil di Papua, tolong jangan ikut serta dalam pelaksanaannya. Pemerintah harus berdayakan institusi lain dalam pemberian vaksin," katanya.

Lewat layanan pesan kepada CNNIndonesia.com, Veronica menjelaskan masalah terbesar di Papua saat ini adalah keengganan warga Papua untuk divaksin, karena trauma dan kecurigaan.

"Keengganan Orang Asli Papua untuk divaksin, karena trauma sehingga muncul kecurigaan akan diracun. Sedangkan kita tahu sendiri fasilitas kesehatan di Papua itu antara ada dan tiada," tuturnya seraya menunjukkan sejumlah balasan dari akun-akun medsos warga Papua yang memperlihatkan fenomena itu.

Ia menjelaskan persoalan utama di luar Papua untuk vaksinasi ini adalah hoaks, sementara di pulau itu diperparah kondisi trauma lintas generasi. Atas dasar itulah ia berharap untuk menyukseskan vaksinasi di Papua, pemerintah tak melibatkan TNI/Polri melainkan instansi lain.

"Masalah utama di Papua adalah trauma lintas generasi terhadap negara," katanya.

Sementara itu, merujuk pada data yang dinukil dari https://vaksin.kemkes.go.id/#/vaccines, tingkat vaksinasi Covid-19 dosis 1 di Papua Barat adalah 16,44 persen sementara di Papua 12,41 persen. Sementara tingkat vaksinasi covid-19 dosis 2 di Papua Barat adalah 6,84 persen dan di Papua 5,42 persen.

Berdasarkan data di laman Covid19.go.id, per 18 Juli dari target sasaran vaksinasi nasional mencapai 208 juta lebih penduduk di Indonesia, baru 41,67 juta lebih yang mendapat suntikan dosis 1 dan 16,27 juta lebih yang sudah dua dosis lengkap.

Untuk kasus Covid di Papua sudah 23.051, sementara Papua barat jumlah kasusnya telah mencapai 15.453 orang. Untuk kasus kematian Covid di Papua sudah , sementara Papua Barat 220 kasus meninggal. seentara di Papua 213 kasus meninggal.  

(kid/asa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER