Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyebut ada kesepakatan standar minimal jumlah penelusur atau pelacak kontak (tracer) yang berbasis RT/RW guna menekan laju penularan Covid-19, terutama varian baru.
Ia memaparkan rapat koordinasi bersama Kodam III/Siliwangi, Polda Jabar, dan Polda Metro Jaya menyepakati bahwa satu wilayah rukun tetangga (RT) minimal harus ada satu pelacak (tracer) yang berasal dari kader Karang Taruna, PKK, dan relawan yang dilatih.
Para tracer lapangan tersebut akan melacak kontak erat dari kasus positif yang terkonfirmasi. Mereka nantinya akan lapor ke Babinsa/Bhabinkamtibmas untuk diteruskan ke tracer digital yang bermarkas di puskesmas setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari tracer digital, data akan dilaporkan ke koramil-kodim-kodam sampai akhirnya bermuara di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selaku koordinator percepatan pelacakan dan testing ini.
"Tracer di Jabar satu RT satu orang. Yang kedua, tracer lapangan bisa satu atau dua orang dan tugasnya bisa berinisiatif, dengan atasannya tracer digital. Nah itu, kemudian pastikan mereka (tracer digital) paham cara mengisi digital," kata Emil, sapaan Ridwan Kamil, Senin (26/7).
Emil mengatakan jumlah RT di Jabar seluruhnya ada sekitar 262.388 wilayah. Dengan demikian, sambungnya, butuh setidaknya minimal 262.388 tracer lapangan. Sementara puskesmas ada 1.100 unit yang berarti butuh 1.100 tracer digital.
Untuk tracer lapangan, Ketua TP PKK Provinsi Jabar Atalia Ridwan Kamil mengatakan, sudah ada 200 ribu kader PKK terlatih dan tinggal penajaman mengenai teknis pelaporannya.
"Laporan terakhir sudah ada 200 ribuan kader PKK yang siap jadi tracer, itu sudah by name by address," kata Atalia yang juga dikenal sebagai istri dari Emil tersebut.
Sementara dari Karang Taruna, sudah ada 10.300 anggota yang siap diterjunkan jadi tracer lapangan.
"Itu sudah by name by addres dilakukan lewat google form. Kami masih menunggu bagaimana alur informasinya," ucap Ketua Karang Taruna Jabar Raden Subchan Daragana.
Sementara untuk tracer digital, Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto menyatakan sudah ada tenaga dari Kodam III Siliwangi yang sudah dilatih. Namun, jumlah yang telah dilatih itu masih kurang dari jumlah puskesma yang ada di Jabar.
"Kami sudah ada tracer digital 470 personel. Tracer digital posisi ada di puskesmas dan mereka akan menerima laporan dari tracer lapangan," ujar Budi.
Emil pun berpesan agar nanti para petugas di lapangan meniatkan diri untuk mencari orang sakit agar bisa segera diberikan pertolongan dan menjauhkannya dari orang sekitar yang sehat.
"Kita di lapangan yang paling penting mencari orang sakit dan memisahkannya dengan orang yang sehat. Jumlah relawannya sudah memadai, ini mungkin menjadi penyemangat kita semua," ujar mantan Wali Kota Bandung itu.
(hyg/kid)