PDIP Balas Demokrat: Kritik Kami Konstruktif, Tak Destruktif

Politikus PDIP, Hendrawan Supratikno mengklaim kritik-kritik yang disampaikan partainya saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai presiden bersifat konstruktif, bukan justru destruktif.

Hal itu Hendrwan sampaikan untuk merespons sindiran politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik yang menyebut Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri kerap mengkritik dan sempat mengerahkan kader PDIP demo dan mendiskreditkan SBY.

"Yang saya ingat kami pernah berdemo soal menolak kenaikan harga BBM dan mendorong percepatan pengesahan UU BPJS. Namun sifatnya kritik konstruktif, tidak destruktif," kata Hendrawan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (29/7).

PDIP menjadi salah satu parpol yang berada di luar pemerintahan ketika SBY menjabat sebagai presiden RI pada periode 2004-2009 dan 2009-2014.

Hendrawan menyatakan sikap PDIP kala itu meminta rezim SBY tegas memproses hukum semua hal yang keluar dari keadaban publik. Menurutnya, rekan-rekan Demokrat merupakan mitra PDIP dalam demokrasi.

"Semua punya peran untuk memajukan kehidupan kebangsaan kita," kata Hendrawan.

Meski demikian, Hendrawan meminta kepada semua pihak untuk memperkuat kebersamaan dan persatuan dalam kondisi pandemi Covid-19. Ia berharap semua pihak menjauhi saling serang selama pandemi Covid-19.

"Lebih arif bila kita demokrasi yang kita kembangkan adalah demokrasi inklusif," ujarnya.

Politikus Demokrat Rachland Nashidik sebelumnya menjawab pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang mengkritik SBY.

Rachland menyebut Ketua Umum PDIP Megawati kerap mengkritik SBY saat menjabat presiden dua periode. Bahkan, kata Rachlan, Megawati sampai mengerahkan kader PDIP untuk demo dan mendiskreditkan SBY.