Terkait perkiraan bahwa Indonesia jadi negara paling belakang keluar dari pandemi, Kementerian Kesehatan menyebut sejauh ini belum ada prediksi yang tepat terkait Covid-19.
"Seperti yang sempat disampaikan sebelumnya sempat banyak prediksi tetapi belum ada yang pas," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (29/7).
Alih-alih membuat prediksi yang belum tentu tepat, pihaknya mengaku tetap fokus untuk menangani pandemi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, memperkuat strategi tes, telusur, tindak lanjut (3T), serta menggenjot program vaksinasi.
"Jadi kita tunggu saja, sambil terus kita mengupayakan berbagai intervensi untuk penanggulangan pandemi ini," kata dia.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes itu pun menyatakan bahwa pihaknya akan terus menggenjot tes dan telusur. Untuk tes, Kemenkes sendiri sebelumnya menargetkan setidaknya selama PPKM 400 ribu orang dites per hari.
Sementara untuk program tracing alias penelusuran kontak, Kemenkes terus berupaya memenuhi target dengan perbandingan 1:15. Artinya, setiap seorang warga dilaporkan terkonfirmasi positif Covid-19, maka minimal 15 kontak darinya juga harus dilakukan tes.
"Sekarang sudah 1 banding 5-8, tetapi rata-rata 1:6," ujar Nadia.
Sebelumnya, Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman memprediksi Indonesia bakal menjadi negara yang paling akhir keluar dari pandemi.
Prediksi itu muncul lantaran sebaran kasus Covid-19 di Indonesia merata di seluruh provinsi, sementara strategi pengendalian pandemi masih belum agresif dan ideal.
(khr/arh)