Kematian Covid-19 Luar Jawa Bali, Lampung-Kaltim Tertinggi
Kasus kematian akibat positif virus corona (Covid-19) di luar Pulau Jawa dan Bali mulai merangkak naik, Kamis (29/7). Beberapa provinsi menyumbang kasus kematian hampir 100 orang per hari.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang diolah Satgas Covid-19, dikutip Jumat (30/7), Lampung menjadi daerah dengan tingkat kematian tertinggi di luar Jawa-Bali.
Pada hari tersebut, sebanyak 92 orang dinyatakan meninggal akibat Covid-19. Jumlah ini menurun dibanding hari sebelumnya, Rabu (28/7) yang mencapai 182 korban jiwa.
Saat ini jumlah keseluruhan korban meninggal akibat Covid-19 di Lampung sebanyak 1.876 orang.
Menyusul Lampung, Kalimantan Timur menjadi provinsi dengan jumlah kematian terbanyak kedua di luar Jawa-Bali kemarin.
Sebanyak 85 orang dinyatakan meninggal terpapar Covid-19 pada hari tersebut. Sehingga, jumlah korban meninggal seluruhnya di Kalimantan Timur mencapai 3.202 jiwa.
Provinsi dengan jumlah kematian terbanyak ketiga di luar Jawa-Bali adalah Sumatera Selatan. Pada hari tersebut, korban meninggal terpapar Covid-19 mencapai 70 orang.
Angka ini membuat jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Sumatera Selatan bertambah menjadi 1.995 orang.
Provinsi selanjutnya adalah Kepulauan Riau. Sebanyak 30 orang meninggal dunia akibat Covid-19. Sehingga, jumlah korban meninggal di provinsi kepulauan itu mencapai 1.080 jiwa.
Kemudian Sulawesi Selatan. Pada hari tersebut, sebanyak 27 orang dinyatakan meninggal akibat Covid-19. Korban meninggal karena Covid-19 sejak awal pandemi hingga sekarang berjumlah 1.288 jiwa.
Selain itu, provinsi di wilayah timur, seperti Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua menyumbang kematian sebanyak 27 kasus kemarin.
Secara nasional, Satgas Covid-19 mencatat sebanyak 1.893 meninggal kemarin. Dengan demikian, total korban meninggal akibat Covid-19 secara keseluruhan sebanyak 90.552 jiwa.
Sebelumnya, Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo menyebut angka kematian Covid-19 di Indonesia bisa ditekan jika pemerintah menerapkan lockdown Pulau Jawa-Bali. Menurutnya, menambah kapasitas rumah sakit tidak menyelesaikan masalah tersebut.
Windhu menganalogikan penerapan lockdown seperti menambal atap yang bocor. Sementara, penambahan kapasitas RS sebatas memakai ember untuk menampung kebocoran itu.
"Yang paling penting adalah menambal atap bocor itu, dengan kebijakan yang proper, yaitu lockdown di daerah dengan satu kesatuan epidemiologi, seperti Jawa-Bali," kata Windhu saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (27/7).
Windhu menilai keputusan pemerintah menerapkan PPKM Darurat terbukti tidak efektif dalam menekan angka kasus Positif Covid-19. Seiring dengan laju penularan yang terus bertambah, kasus kematian akibat Covid-19 masih terus berada di atas 1.000 korban jiwa per hari.
"Sekarang kan malah dilonggarkan, namanya PPKM tetap, tapi longgar, ya kasus akan naik terus kalau begitu," ujarnya.
(iam/fra)