Elektabilitas Partai Demokrat mengalami peningkatan berdasarkan survei Institute for Democracy dan Strategic (Indostrategic). Kenaikan ini disebut imbas dari percobaan kudeta oleh Kepala Staf Kepresidenan Jenderal Purn Moeldoko.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Indostrategic Khaerul Umam saat merilis laporan hasil survei lembaganya, Selasa (3/8). Menurut Umam, terdapat lompatan relatif progresif yang dialami Partai Demokrat.
"Ini menunjukkan bahwa ada electoral leverage yang diperoleh oleh Partai Demokrat, setidaknya pasca kejadian prahara yang dimunculkan oleh Pak Moeldoko beberapa waktu lalu," kata Umam dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa (3/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan survei Indostrategic yang dilakukan sejak 23 Maret-1 Juni 2021, elektabilitas Partai Demokrat mencapai 8,9 persen, berada di urutan ketiga setelah Gerindra 11,5 persen dan PDIP 18,5 persen.
Menurut Umam, hubungan percobaan kudeta dengan kenaikan elektabilitas partai berlambang Mercy ini bisa beragam.
Kenaikan elektabilitas itu, kata Umam, bisa menunjukkan simpati publik terhadap Partai Demokrat atau apresiasi terhadap Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam merespon dinamika tersebut.
"Sehingga kemudian mengkonsolidasikan basis gerakan politik kepada partai Demokrat," ujarnya.
Survei Indostrategic menggunakan metode multistage random sampling terhadap 2.400 responden dari 34 provinsi. Margin of error survei ini sebesar 2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei digelar 23 Maret sampai 1 Juni 2021.
Umam menambahkan, hal yang perlu disoroti adalah elektabilitas Partai Golkar yang berada di bawah PKS. Golkar memperoleh suara 6,9 persen, sementara PKS 8,5 persen.
"Pada level ini Golkar mengalami penurunan, meskipun pada saat yang sama ini juga bisa dicermati berdasarkan beberapa faktor," kata Umam.
Menurutnya, kemerosotan Golkar tidak hanya diungkap oleh survei Indostrategic. Pada awal tahun, hasil survei Tim Litbang Kompas juga mengungkap hal serupa.
Terlepas dari penurunan elektabilitas Golkar, Umam menyebut saat pemilu partai ini tetap bisa mempertahankan posisi elektabilitasnya lantaran sebagai mesin politik Golkar sudah dibangun sedemikian rupa dan memiliki logistik yang memadai.
"Tapi dalam konteks opini publik, itulah yang terjadi, terjadi penurunan," jelas Umam.n.
(iam/wis)