Keluarga pasien kanker mengamuk di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan, Minggu, (8/8). Mereka keberatan melihat kondisi jenazah Nurmala Tambunan diduga tak wajar karena ditemukan lebam-lebam dan lubang di samping matanya serta dinyatakan positif covid-19.
Video keributan yang diunggah oleh pemilik akun Eben Hercules ini viral di media sosial. Salah satu keluarga pasien menyebutkan kakaknya dirawat di rumah sakit milik Kemenkes itu sejak 29 Juli 2021. Saat mendengar kabar Nurmala meninggal, mereka hanya menerima foto dari ruang jenazah. Dari foto itulah keluarga melihat kejanggalan.
"Kami melihat ada kejanggalan, wajar kami bertanya karena kami keluarga melihat kondisi tubuh kakak kami tidak utuh. Kepala bengkak, hidung pecah dan mengeluarkan darah, kepalanya juga terdapat luka parah, ada lobang di samping matanya. Kami keberatan atas kematiannya," ungkap salah seorang keluarga yang mengaku adik dari Nurmala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video itu, tampak pegawai RSUP H Adam Malik Medan dan personel Polsek Medan Tuntungan. Namun, terjadi keributan kembali ketika Humas RSUP H Adam Malik Medan Rosa menanyakan keluarga inti yang akan ikut mediasi. Dia meminta tiga orang untuk ikut masuk ke ruangan mewakili keluarga, namun pihak keluarga meminta empat orang.
Karena ada pembatasan jumlah keluarga yang bisa masuk dan ditambah lagi salah seorang pegawai rumah sakit yang menyatakan akan melaporkan keluarga pasien ke polisi, kemarahan keluarga semakin memuncak.
"Saya merasa keberatan kenapa bahasa ibu, saya akan dilaporkan ke kantor polisi hanya gara-gara KTP, dimana keadilan mu? jangan gara-gara kami yang miskin ini kamu seperti itu. Kenapa kamu mengancam saya melaporkan ke kantor polisi," teriak salah seorang anggota keluarga.
Keributan berhasil diredam dan mediasi berlanjut dengan dihadiri sejumlah tim medis, manajemen rumah sakit dan juga sejumlah perwakilan keluarga. Akan tetapi keluarga pasien merasa tak puas sehingga melaporkan kasus itu ke polisi.
Terpisah, keluarga pasien Eben Tambunan mengatakan kecurigaan berawal saat keluarga tidak diberi izin melihat jenazah karena terkonfirmasi Covid-19. Tak hanya itu kondisi jenazah juga tak lazim. Karena itu mereka terpaksa melaporkan kasus ini ke Polrestabes Medan pada Minggu (8/8).
"Kami membuat laporan ke Polrestabes Medan karena kami tidak terima dengan kematian Namboru kami ini. Kami cuma lihat jenazah dari foto. Ternyata di samping mata namboru saya bolong dibilang karena sering tidur miring ke kanan, kami minta jenazah namboru kami diotopsi biar tau apa penyebab kematiannya," ungkapnya.
Saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Humas RSUP H Adam Malik Medan Rosa mengatakan pasien tersebut meninggal dengan status positif Covid-19 disertai komorbid kanker payudara stadium 4. Selain itu pasien juga mengalami infeksi mata.
"Klarifikasi yang dapat kami sampaikan adalah pasien meninggal dengan status positif covid-19 disertai dengan penyakit penyerta kanker payudara stadium 4 (stadium akhir) yang sudah diderita pasien sejak beberapa tahun lalu dan sudah menyebar ke beberapa bagian tubuh. Pasien juga mengalami infeksi pada mata sehingga dikonsulkan juga ke dokter mata untuk pengobatan lebih lanjut," paparnya.
Rosa menyatakan keributan terjadi karena keluarga mempertanyakan penyebab kematian pasien tersebut. Rosa membantah di tubuh jenazah terdapat kejanggalan seperti hidung berdarah dan lubang di samping mata.
"Itu bukan lubang, hidung juga gak berdarah. Kalau matanya memang ada infeksi. Kami dari pihak rumah sakit sudah memfasilitasi keluarga bertemu dengan tim dokter untuk dimediasi juga oleh Polsek Medan Tuntungan. Tim dokter sudah menjelaskan riwayat perjalanan penyakit pasien. Tapi keluarga tetap tidak terima. Jenazah juga sudah kami antar ke RS Bhayangkara. Kami siap ikuti proses selanjutnya, biar ini cepat clear dan hoaks tidak berkelanjutan," tegasnya.
(fnr)