PMI Papua Barat Sebut Tak Punya Alat Donor Plasma Konvalesen

CNN Indonesia
Selasa, 17 Agu 2021 09:59 WIB
Palang Merah Indonesia (PMI) Papua Barat mengaku permintaan donor plasma konvalesen di wilayahnya masih minim. Sebaliknya, permintaan donor darah justru tinggi.
Ilustrasi. Palang Merah Indonesia (PMI) Papua Barat mengaku permintaan donor plasma konvalesen di wilayahnya masih minim. (Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Manokwari, CNN Indonesia --

Palang Merah Indonesia (PMI) Papua Barat mengaku permintaan donor plasma konvalesen di wilayahnya masih minim. Sebaliknya, permintaan donor darah justru lebih tinggi.

Kepala Unit Donor Darah pada PMI Provinsi Papua Barat, dr. Christina, M.Ling, mengatakan, selain minim permintaan, PMI Papua Barat juga belum memiliki alat donor Plasma Konvalesen. Selain itu, tenaga untuk mengoperasikannya juga belum ada.

"Selain alat dan tenaga, permintaannya juga kurang. Sejauh ini baru 2 permintaan donor plasma, tapi kita tolak karena tidak ada alat dan tenaga," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (16/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama pandemi, permintaan darah yang justru meningkat. Biasanya dari 100 san permintaan, kini bisa mencapai 150 an permintaan.

Peningkatan tersebut terjadi karena memang jumlah pasien di rumah sakit yang membutuhkan transfusi darah juga meningkat. Di satu sisi, masyarakat yang enggan berdonor membuat PMI minim stok darah.

"Masyarakat mungkin berpikir bahwa mendonorkan darah akan mengurangi imun tubuh dan akan mudah terserang penyakit apalagi dalam kondisi Pandemi. Padahal tidak seperti itu," ujarnya.

Kata dia, setiap tiga bulan, tubuh memproduksi sel darah merah baru, sehingga melakukan donor darah justru menyehatkan tubuh. Apalagi, kesehatan tubuh menjadi hal utama selama pandemi.

Christina lalu menyebut, rata-rata stok darah yang di dapat PMI saat ini 110 kantong. Jumlah itu tidak sebanding dengan permintaah transfusi darah yang tengah meningkat.

"Kita baru saja dapat tambahan 155 kantong dari kegiatan Garda Pemuda Nasdem. Jumlah ini kita perkirakan hanya bertahan paling lama dua minggu," ungkapnya.

Untuk itu, ia menyarankan agar pemerintah dan intansi lainnya serta Lembaga dan Ormas bisa melibatkan aksi donor darah dalam momen-momen tertentu sehingga ketersediaan stok darah di PMI tetap terjaga.

Pasalnya, permintaan tranfusi darah tidak terjadwal dan bisa terjadi kapan saja, sehingga ketersediaan harus terjaga.

(hen/fjr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER