Masyarakat diminta tak pilih-pilih jenis atau merk vaksin tertentu dalam program vaksinasi nasional. Semua vaksin yang digunakan di tanah air telah melewati berbagai pengujian keamanan, khasiat, dan mutu.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Soedjatmiko menyebutkan semua vaksin Covid-19 di tanah air sama baiknya. Ia meminta masyarakat tidak menunggu atau menunda vaksinasi hanya karena ingin divaksin dengan merk tertentu. Semua kalangan, anak di atas 12 tahun, dewasa, dan juga lansia, perlu segera divaksin agar terlindungi dari COVID-19.
"Kalau menunda-nunda atau menunggu memilih vaksin lain, itu berbahaya karena bisa tertular Covid-19 dan bisa menyebar di keluarga, jangan sampai menyesal," ujar Miko, nama sapaan Soedjatmiko pada Senin lalu (16/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat yang telah divaksin juga tetap harus menjaga protokol kesehatan dan menahan diri untuk tidak bepergian, kecuali sangat penting. Pemakaian masker secara benar, kata dia, bisa melindungi 70-90% dari risiko penularan.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate kembali menegaskan semua vaksin yang digunakan di tanah air telah melewati berbagai pengujian untuk memastikan keamanan, khasiat, dan juga mutu. Pengujian ini dilakukan Badan POM dan juga para ahli lainnya.
Hingga saat ini pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan vaksinasi nasional. Pemerintah telah bekerja sama baik bilateral maupun multilateral untuk menjamin ketersediaan vaksin.
"Pemerintah juga mendorong produksi vaksin Merah Putih sebagai upaya kemandirian bangsa," kata Johnny.
Indonesia akan kedatangan 50 juta dosis vaksin Pfizer yang disebut BNT 162b2 melalui kerja sama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan Izin Penggunaan Darurat (EUA) bagi vaksin produksi PT Pfizer dan BioNTech SE pada Rabu (14/7/2021) lalu.
Vaksin yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech dibuat dengan menggunakan platform messenger RNA (mRNA). Platform ini adalah pengembangan metode baru. Metode ini berbeda dengan vaksin umumnya seperti vaksin Sinovac yang dikembangkan dari virus yang dilemahkan yang disebut inactivated viruses.
Sebelumnya, Kepala Badan POM, Penny K. Lukito, memastikan pihaknya selalu melakukan pengujian dan mengkaji terhadap semua vaksin yang masuk ke Indonesia sehingga dijamin aman, berkhasiat dan bermutu. Proses pengkajian untuk menilai khasiat dan keamanan vaksin COVID-19 dilakukan bersama Tim Ahli Komite Nasional Penilai Obat, Indonesian Technical Advisory on Immunization (ITAGI), dan para ahli terkait lainnya.
Sebelum didistribusikan dan digunakan, menurut Penny, Badan POM melakukan pengawalan mutu melalui sampling dan pengujian di Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan dalam rangka lot release.
"Kami melakukan pengawasan di jalur distribusi hingga pelayanan kesehatan dan juga melakukan sampling dan pengujian dalam rangka pengawasan mutu serta surveilan keamanan vaksin atau pemantauan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) bersama Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan seluruh Indonesia," ujar Penny.
(asa)